HEADLINE

Investor Amerika Kepincut dengan Samota

NUSRAMEDIA.COM, MATARAM — Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar. Yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kedua Pulau di NTB ini menyimpan berbagai potensi yang luar biasa. Tak heran, NTB begitu diminati dan dikagumi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB, H Mohammad Rum.

Bahkan sejumlah investor asing saat ini mulai melirik berbagai potensi yang ada di NTB untuk berinvestasi. Contoh, di Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (Samota). Samota pun kini mulai dilirik oleh investor asal Amerika Serikat. Dikabarkan, dalam waktu dekat, investor asal negeri Paman Sam itu akan berkunjung secara langsung ke NTB.

Salah seorang investor asal Amerika Serikat yang merupakan partner bisnis Presiden Amerika Serikat, Donald Trump nampaknya kepincut sangat tertarik menjajaki investasi di Samota, Pulau Sumbawa.

Kepada media ini, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), H Muhammad Rum membenarkan rencana ketertarikan investor asal Amerika Serikat tersebut terhadap kawasan Samota.

“Calon Investor dari California bernama Raj Tari ini merupakan teman sekaligus patner bisnis Presiden Amerika Serikat Donald Trump,” ujarnya, Rabu (24/6) di Mataram.

Dijelaskan mantan Kepala Pelaksana BPBD NTB itu, untuk membuktikan keseriusannya tersebut, calon investor ini akan segera berkunjung ke NTB setelah pandemi COVID-19 di Indonesia berlalu.

Baca Juga:  Musyafirin Disebut Sangat Pantas Wakili Pulau Sumbawa di Pilgub NTB

“Keinginannya ini disampaikan saat diskusi secara virtual bersama DPM-PTSP NTB beberapa waktu lalu. Diskusi ini juga diikuti mantan Wagub NTB H Badrul Munir yang memang konsen dengan kawasan Samota,” kata Rum.

Menurut dia, calon investor yang merupakan warga keturunan India ini, tertarik berinvestasi di sektor perikanan dan pariwisata. Bahkan, kata Rum, calon investor tersebut juga berinvestasi di China. Namun, kata dia, lantaran pandemi COVID-19 di China, calon investor tersebut memiliki ketertarikan memindahkan investasinya juga ke Indonesia.

“Dalam diskusi kami setelah mendengar pemaparan potensi kawasan Samota, investor ini langsung tertarik dan siap membawa dana dan teknologi ke Indonesia. Bahkan, dia ingin para pekerja berasal dari daerah setempat,” ungkap mantan Kepala Badan Kesatuan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB tersebut.

Rum berharap pengusaha asal Amerika Serikat tersebut bisa mengambil peran dalam pengembangan kawasan Samota, dalam koridor bisnis yang bisa saling menguntungkan bagi negara dan daerah, terutama dalam mensejahterakan masyarakat di kawasan Samota.

Baca Juga:  PKB Persilahkan Cakada Berkomunikasi dengan DPW dan DPC se-NTB

Sebelumnya, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mendorong wilayah Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora di Pulau Sumbawa menjadi kawasan yang ramah investasi.

“Selain menjadi cagar biosfer dunia, kawasan Samota di Pulau Sumbawa didesain menjadi kawasan yang ramah investasi. Samota yang merupakan akronim dari Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora merupakan wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam. Potensi tersebut harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar,” kata Zulkieflimansyah saat bertemu mantan Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sendiri sudah sejak lama menawarkan potensi investasi pengembangan kawasan perairan Teluk Salek, Pulau Moyo dan Gunung Tambora atau yang disebut Samota di Pulau Sumbawa itu.

Samota merupakan kawasan yang unik karena memiliki potensi kelautan dan perikanan, perkebunan serta pengembangan pariwisata. Kawasan Samota, diibaratkan akuarium raksasa karena perairan laut yang dikelilingi Teluk Salek, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora.

Kawasan Samota berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Daerah ini cocok untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dan pertanian.

Baca Juga:  ASN Diminta Jangan Tambah Libur : "Kalau Tidak Masuk Diberikan Sanksi"

Pulau Moyo merupakan salah satu obyek wisata yang eksotik. Bahkan, mendiang Putri Diana dari Inggris, pernah berkunjung ke daerah itu untuk menikmati liburan.

Pulau Moyo dikembangkan untuk wisata bahari seperti “diving”, “snorkeling”, “hunting area”, “camping ground”, agrowisata dan pacuan kuda.

Sementara Gunung Tambora diarahkan untuk pendakian, geowisata dan agrowisata. Sedangkan Teluk Saleh, dikembangkan sebagai kawasan agribisnis, minapolitan, budi daya rumput laut, udang dan kerapu, dan tambak serta wisata bahari.

Potensi areal dan produksi perikanan tangkap mencapai 2.400 ton/tahun, potensi tambak 8.600 hektare (ha), budi daya rumput laut 9.000 ha, ikan bersirip 980 ha dan mutiara 740 ha.

Niai produksi total per tahun mencapai Rp 11,608 triliun, terdiri atas rumput laut Rp 2,6 triliun, udang Rp 5,16 triliun, ikan kerapu dan lainnya Rp 2,8 triliun dan perikanan tangkap Rp 48 miliar.

Potensi serapan tenaga kerja dari pengembangan sektor pariwisata dan pendukungnya di kawasan Samota bisa mencapai 14.935 orang dan ketahanan pangan 70.584 orang. Nilai ekonomi ini dihitung oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. (red)