NUSRAMEDIA.COM, SUMBAWA —
Pihak Kepolisian saat ini tengah mencari dua orang yang diduga mengajak rekan-rekan lainnya dalam penyerangan dua sekolah pada Selasa (2/10) lalu.
“Informasi awal dan harus kita pastikan kembali memang ada dua orang yang mengajak hal tersebut,” ujar Kasat Reskrim Polres Sumbawa, AKP Zaky Maghfur SIK, Rabu (3/10) kepada wartawan.
Diterangkan Zaky-akrabnya disapa, ketika dua orang tersebut berhasil ditemukan, maka motif penyerangan akan diketahui. Sebab pihaknya belum bisa menyimpulkan jika belum mendapatkan seluruh infromasi yang dibutuhkan.
“Posisinya seperti ini, kita harus pastikan dulu. Dari keterangan saksi yang ada saat ini tidak serta merta kita langsung mengambil kesimpulan,” terangnya.
Selain masih melakukan pencairan terhadap dua orang yang diduga sebagai yang mengajak penyerangan, pihaknya juga akan meminta keterangan salah seorang guru yang diduga menjadi korban penyerangan. Sehingga pihaknya dapat menentukan kelanjutan atas kasus ini.
Seperti diberitakan, kejadian ini bermula adanya konvoi oleh sekelompok pelajar menggunakan sepeda motor, Selasa (2/10) lalu. Saat melintas di depan SMKN 3 Sumbawa, salah seorang dari gerombolan pelajar bermotor ini melepas anak panah.
Akibatnya, Anak panah itu mengenai sebuah mobil yang parkir di samping pos security sekolah itu. Atas kejadian ini, kepala sekolah bersangkutan langsung menghubungi polisi. Melihat polisi datang, gerombolan ini langsung kabur.
Konvoi ini berlanjut ke SMAN 3 Sumbawa. Di sekolah tersebut, gerombolan siswa ini melempar batu ke dalam sekolah. Akibatnya, mengenai seorang guru bernama Zuhri. Atas kejadian ini, warga kemudian melapor ke Polres Sumbawa.
Tidak lama, anggota Polres Sumbawa meluncur ke lokasi. Melihat hal ini, gerombolan siswa itu langsung lari meninggalkan lokasi. Namun, salah seorang siswa yang tergabung dalam gerombolan itu berhasil diamankan. Siswa tersebut kemudian digelandang ke Mapolres Sumbawa.
Korban Zuhri, yang ditemui di Polres Sumbawa mengatakan, bahwa saat itu dia melihat keramaian di luar sekolahnya. Dia lalu melihat sekelompok siswa melakukan pelemparan.
Dia kemudian mencoba keluar dari ruang guru. Saat keluar ruangan, dia melihat ada siswa yang melakukan pelemparan dari arah gerbang. Dia sempat menghindar, namun kepalanya kena batu.
“Mereka melempar membabi-buta. Siapa yang keluar langsung dilempar. Untung anak-anak tidak ada yang keluar karena sedang belajar di kelas,” ujar guru Bahasa Indonesia ini. (NM3)
