NUSRAMEDIA, MATARAM — Aksi demonstrasi dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Mataram diwarnai kericuhan, Rabu 19 September 2018 siang ini di depan Kantor DPRD NTB.
Kericuhan dipicu karena ratusan massa aksi dari IMM tersebut membakar keranda mayat yang bertuliskan ‘Jokowi-JK harus turun tahta’.
Kepolisian dari resort Mataram menjaga berlangsungnya demonstrasi langsung menembakkan water canon di kerumunan massa aksi untuk memadamkan api. Kericuhan tidak berlangsung lama karena massa aksi maupun aparat saling menahan diri.
Koordinator umum aksi Syarif Hidayat menyampaikan, aksi yang dilakukannya karena dinilai rupiah tidak berdaya terhadap dolar AS hingga menyebabkan inflasi dan kebutuhan bahan pokok masyarakat juga ikut naik.
“Bahan-bahan pokok yang ada di dalam negeri terus dinaikkan oleh pemerintahan. Ini tidak mampu dikendalikan oleh Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian apalagi menteri perekonomian,” jelas Syarif Hidayat saat memberikan keterangan persnya di tengah aksi.
Menurutnya hal itu sangat miris, jika mahasiswa tidak bergerak dan mengkontrolnya maka ia meyakini krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997-1998 akan kembali terulang.
Mantan presiden mahasiswa UMMAT ini juga menyentil pemerintah yang sering mengimpor beras. Menurutnya, negara Indonesia adalah negara agraris.
“Justru Jokowi harus benar-benar mengelola negara ini dengan baik. Kericuhan dimana-mana, termasuk tindakan persekusi yang dilakukan oleh sekelompok orang sangat masif,” terang Kabid Hikmah DPD IMM ini semangat.
Sarjana muda ini menambakan, Nawacita menjadi visi pemerintahan Jokowi JK sejak 2014 harus direalisasikan dan pemerintah harus melakukan devaluasi untuk menstabilkan nilai rupiah yang tercekik oleh USD.
Ia menegaskan, bahwa aksi yang dilakukannya bukan merupakan pesanan partai politik manapun. Aksi yang dilakukannya adalah murni untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Kami tidak dipesan oleh partai politik manapun, bahkan pengusaha pun tidak, Wallahi demi Allah, demi tuhan kami yang maha kuasa,” tutupnya. (NM1)
