NUSRAMEDIA, SUMBAWA — Kepolisian Resort (Polres) Sumbawa membentuk sebuah tim untuk mengungkap komplotan perampok yang merampas harta benda dua orang turis warga negara Perancis.
Tim ini telah diterjunkan kelokasi kejadian yakni Pulau Moyo, Kecamatan Labuhan Badas.
“Kami telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan, dan telah bertolak ke Pulau Moyo tadi pagi,” ujar Kapolres Sumbawa, AKBP Yusuf Sutejo SIK MT, Rabu (19/9) pagi.
Ditegaskan Kapolres, pihaknya akan berupaya mengungkap kasus tersebut secepatnya. Saat ini penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi oleh tim yang diturunkan masih dilakukan.
Mulai dari tukang ojek yang mengantar korban, hingga pemilik rumah tempat korban sempat menginap. Pemilik rumah ini juga orang yang sama mengantarkan korban menggunakan perahu dari Lepaloang menuju Labuan Aji tapi diturunkan di Brang Kua.
“Keterangan saksi ini nanti akan didalami untuk memperoleh petunjuk,” ungkap Kapolres.
Diakui Kapolres, pihaknya telah melakukan koordinasidengan Imigrasi mengenai keberadaan bule asal Prancis yang kini tidak mengantongi dokumen karena paspor dan surat penting lainnya dirampas perampok.
Selanjutnya kedua bule ini diberangkatkan ke Jakarta untuk mengurus paspor sementara di Kantor Kedutaan Prancis di Jakarta.
Sebelumnya,, dua bule asal Prancis, Thibault Sarda (31) dan Basile Sarda (24) menjadi korban perampokan di Dusun Brang Kua, Pulau Moyo, Kecamatan Badas, Kabupaten Sumbawa, saat hendak menuju Air Terjun Mata Jitu, Senin (17/9) pukul 10.00 Wita.
Para pelaku yang berjumlah 5 orang, empat di antaranya mengenakan kain penutup wajah ini mengancam kakak beradik tersebut lalu mengambil sejumlah barang berharga dan uang tunai Rp 22 juta. Total kerugian yang dialami mencapai Rp 124 juta.
Dalam kondisi tak punya apa-apa, kedua turis ini bertemu dengan Iksan Andi Maulana—warga Desa Labuan Sumbawa yang kerap menjadi gaet para turis. Selanjutnya Iksan mendampingi korban melaporkan kasus tersebut secara resmi ke Polres Sumbawa, Selasa (18/9).
Kedua turis ini lebih dulu berwisata di Gunung Tambora, Bima. Selanjutnya mereka berniat menuju Pulau Moyo untuk menikmati air terjun Mata Jitu di Desa Labuan Aji Pulau Moyo.
Sebelum ke sana, kedua korban menginap di kediaman saksi LT wilayah Lepaloang. Esok paginya, Senin (17/9) pukul 08.00 Wita, kedua korban bersama saksi menuju Labuan Aji menggunakan perahu.
Namun dalam perjalanan, LT menurunkan kedua korban di Desa Brangkua, seraya meminta korban berjalan kaki menuju Desa Labuan Aji. Selang 10 menit sepeninggal LT yang balik ke Brangkua menggunakan perahu, muncul 5 orang, empat di antaranya menggunakan cadar.
Para pelaku ini mengancam korban dengan cara menodongkan senjata tajam, dan meminta agar menyerahkan semua barang berharga yang dibawa korban. (NM3)
