NUSRAMEDIA.COM, MATARAM – Selasa 15 Januari 2019, pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dan Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian LHK dating menemui Wakil Gubernur NTB.
Kedatangan mereka dalam rangka membahas penanganan pariwisata alam pasca gempa, dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penangkaran kerjasama antara TNGR dengan UNRAM.
Dihadapan Wagub serta pihak lainnya dikesempatan itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Sudiyono, memaparkan bahwa Gunung Rinjani merupakan hulu dari 51 sungai.
Dari 54 sungai di Lombok dan didalamnya, ada 41 desa yang berbatasan dan kondisinya sangat bergantung pada pemanfaatan Rinjani.
Namun hingga kini masih banyak Pekerjaan Rumah ‘PR’ di Taman Nasional Gunung Rinjani yang belum terselesaikan.
Hal itu dikarenakan kata dia, lantaran belum adanya kesepahaman mengenai system ticketing yang dapat diterima semua pihak. Sehingga, masing- masing objek wisata masih mematok tiket.
Padahal tambah Sudiyono, jika diintegrasikan pendapat dan kebermanfaatannya akan jauh lebih besar. Hingga kini TNGR, telah menerapkan pembelian tiket secara online sekaligus penerapan kuota pendakian.
“Sekarang sudah secara online bahkan ada kuotanya. Sehingga yang ingin berwisata ke Gunung Rinjani benar-benar bisa menikmati Rinjani,” kata Sudiyono.
“Namun belum ada konektivitas paket wisata pendakian dengan wisata di luar kawasan TNGR. Prinsipnya TNGR ingin kerjasama pengelolaan satu tiket (tiket bersama) antara Pemda dengan TNGR,” demikian ia menambahkan. (NM1)
