PEMERINTAHAN

RTLH Jadi “PR” Bersama

773

NUSRAMEDIA.COM, MATARAM — Persoalan rumah tidak layak huni (RTLH) merupakan salah satu PR besar kita bersama. Bukan tugas pemerintah semata, tapi seluruh komponen masyarakat, pihak swasta hingga komunitas-komunitas mandiri yang dibentuk secara swadaya oleh pemuda di daerah, juga dapat membantu meringankan permasalahan ini.

Jika berbicara tentang penuntasan RTLH, akan tiada habisnya, tidak hanya secara nasional tapi di NTB sendiri, dari 239 ribu RTLH, setiap tahun rata- rata ada 10 ribu- 15 ribu RTLH yang bisa dituntaskan. Namun, dengan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak, diharapkan persoalan tersebut perlahan bisa dituntaskan.

Harapan itu diungkapkan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj. Sitti Rohmi Djalillah, saat membuka Rakor Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di hotel Jayakarta Senggigi, Rabu (31/10).

Baca Juga:  Disetujui Jadi Perda, APBD NTB 2024 Ditargetkan Rp6,1 Triliun Lebih

Di hadapan peserta rapat koordinasi saat itu Wagub menyampaikan, bahwa sebenarny, layak tidaknya rumah, tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesejahteraan hidup sebuah keluarga.

“Fenomena yang terjadi di masyartakat, seringkali kita saksikan, rumahnya memang keliatan sederhana, bahkan tampak tidak layak,  tapi jumlah hewan ternak peliharaannya mencapai puluhan ekor. Nah pola pikir seperti ini yang perlu kita sama sama ubah. Bagaimana agar  setiap orang dapat menyadari pentingnya rumah yang layak, dan sehat,” jelas Wagub.

Sebagai leading sektor yang menangani masalah hunian rakyat, Dinas Pekerjaan Umum sektor perumahan, dikatakan Wagub saat ini sedang diuji dengan terjadinya bencana gempa bumi yang menimpa Pulau Lombok dan Sumbawa, dengan jumlah rumah terdampak mencapai 212.593 unit.

Baca Juga:  Ditjen AHU Persiapkan Kinerja Progresif dan Akuntabel Jelang Tahun 2024

Sedangkan jumlah yang telah terverifikasi rusak berat sebabyak 74.092 unit. Untuk itu melalui rapat koordinasi seperti ini, yang melibatkan seluruh kabupaten/kota, wagub berharap dapat mempermudah dinas Perumahan dan Pemukiman dalam upaya sinkronisasi data yang ada, bagi upaya penanganan hunian tetap dan penataan kawasan permukiman terdampak bencana.

Kesempatan yang sama, Direktur Perumahan Swadaya Direktorat Perumahan, Ir. Raden Johny Fajar Sopian Subrata, MA juga menyampaikan, rapat koordinasi diselenggarakan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas perencanaan dan evaluasi penanganan Rumah Tidak Layak Huni ( RTLH) untuk mendukung penurunan angka kemiskinan di Provinsi NTB. “ Masalah RTLH di tingkat Nasional angkanya saat ini mencapai 3,4 juta rumah. Data yang bisa jadi bisa bertambah lagi. Ini menjadi PR kita bersama,” tuturnya.

Baca Juga:  Muhammad Fauzi Pertanyakan Kejelasan Alokasi 50 Persen DBHCHT Untuk Kesejahteraan Masyarakat

“Dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada, tidak hanya yang bersumber dari APBN namun juga dari dan APBD, dan Baznas, NTB termasuk salah satu Provinsi yang tercepat dalam penanganan RTLH. Semoga pertemuan seperti ini dapat menjadi solusi untk percepatan pelaksanaan program serta pengawasan terhadap pembangunan rumah yang layak bagi masyarakat,” demikian ia menambahkan. (NM1)

Artikel sebelumyaIni Pandangan Dewan Soal Pembangunan Jembatan Lombok-Sumbawa
Artikel berikutnyaGubernur NTB : Medsos Harus Sehat dari Hoax

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here