NUSRAMEDIA.COM, MATARAM — Rabu, 2 Januari 2019, pukul 22:26:05 WITA, wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara diguncang gempabumi tektonik.

Berdasarkan hasil analisis BMKG seperti diungkapnya Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=5,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran data menjadi M=4,8.
Episenter gempabumi kata dia, terletak pada koordinat 9,57 LS dan 118,02 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 124 km arah barat daya Kota Dompu, Kabupaten Dompu, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 10 km.
Gempabumi selatan di Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini masih kata Agus, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar normal.
Dampak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Bima dalam skala intensitas III-IVMMI dan Sumbawa III MMI.
Hingga saat ini sambungnya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
“Hingga pukul 22:40 WITA, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” ujarnya kepada media ini di Mataram.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” demikian Agus Riyanto menambahkan. (NM1)
