NUSRAMEDIA.COM, MATARAM — Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd memberikan dukungan serta komitmennya dalam mengkampanyekan imunisasi Measles Rubella (MR). Hal ini disampaikan saat menerima Audiensi Tim Imunisasi Campak Rubella dari Dinas Kesehatan dan Biro Kesra di ruang kerjanya, belum lama ini.
Gencarnya kampanye imunisasi MR, merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, agar mau memberikan imunisasi MR pada anak-anaknya.
Hal ini penting, karena harus dipahami bahwa tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan Rubella, namun penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi vaksin MR dan merupakan pencegahan terbaik, karena dengan satu vaksin mampu mencegah dua penyakit sekaligus.
“Viralnya berita hoaks mengenai efek dari imunisasi MR melalui sosial media mempengaruhi pemahaman masyarakat kita, terutama orang tua murid yang takut anaknya untuk diimunisasi. Karena itu, kampanye menjadi sangat penting,” ujar Wagub Hj. Rohmi.
Hj. Rohmi juga menyampaikan bahwa untuk mencapai target Imunisasi MR yang diharapkan, peranan petugas di lapangan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada guru dan kepala sekolah secara masif, harus lebih ditingkatkan.
“Imunisasi bukan hal yang baru bagi masyarakat NTB, untuk mencapai target kita harus masuk ke kantung masyarakat yang paling besar di NTB, yang secara otomatis akan meningkatkan porsentase partisipasi masyatakat secara keseluruhan,” tutup Wagub.
Sebelumnya, Kabid SDMK dan Promkes Lalu budarja, melaporkan bahwa, kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR), yang digalakkan pemerintah untuk menanggulangi penyakit campak dan rubella, yang seyogyanya fase kedua berakhir pada bulan oktober lalu, diperpanjang hingga 31 desember 2018 ini.
Provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri, berada di posisi sembilan terbawah nasional, capaian hingga 5 Desember 2018 baru 67,32 persen dari 95 persen target yang seharusnya dicapai.
Lalu Budarja juga menyampaikan bahwa, selain kendala pemahaman masyarakat, faktor lain seperti bencana gempa yang terjadi di lombok, serta keraguan masyarakat terhadap keamanan vaksin diikuti penolakan langsung dari pihak sekolah dan tokoh masyarakat lokal menjadi hambatan yang sering dihadapi petugas di lapangan.
“Kami telah melakukan upaya advokasi dengan menggandeng Pemda, kanwil agama, diknas, ketua MUI. Menurut data yang dihimpun Dinas Kesehatan, capaian Imunisasi MR di NTB tertinggi 95,62 persen dicapai Kabupaten Dompu. Posisi sebaliknya, pencapaian terendah hanya 40,73 persen berada di Kabupaten Lombok Utara,” ujar Lalu Budarja.
Perwakilan dari Unicef yang hadir pada acara tersebut Dr. I Ketut Pasek CB menjelaskan bahwa, proses pembuatan vaksin MR ini melalui mekanisme yang higienis dan steril dalam 5 fase.
“Vaksin MR yang digunakan telah steril dari Tripsin yang dikhawatirkan dan dalam prosesnya melalui pencucian berulang sehingga terjamin kehalalannya” ujar Asep menegaskan.
Pemberian Imunisasi MR kepada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang 15 tahun bertujuan untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan Rubella yang ada di masyarakat, tambah Ketut Pasek.
Di akhir pertemuan, dalam momen yang dihadiri oleh kepala Biro Kesra Setda Provinsi NTB Ahmad Masyhuri, SH., perwakilan WHO Dr. hakim dan Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) NTB sebagai Tim Imunasi MR, menyatakan bahwa Vaksin MR aman digunakan dengan sedikit efek nyeri dan bengkak di daerah suntikan. (NM1)
