NUSRAMEDIA.COM, MATARAM – Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, H MNS Kasdiono mengaku prihatin dengan kondisi alumni SMK yang masih belum bisa diterima pasar kerja. Terlebih, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini adalah penyumbang terbesar pengangguran di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal itu berdasarkan data dari BPS yang diterima Komisi V secara nasional, yang mana mencapati sekitar 7 hingga 8 persen. Padahal menurut Haji Kas, lulusan SMK seharusnya bisa diterima langsung bekerja. Di NTB kata dia, SMK berjumlah 314 sedangkan 94 lainnya adalah negeri dan sisanya swasta.
Menyikapi hal ini, ia juga mengaku telah memanggil Dinas Dikbud dan Disnaker. Dimana dinas terkait diharapkan mampu melakukan kolaborasi, inovasi bahkan revitalisasi SMK.
“Terkati persoalan ini, kita sudah memanggil Dikbud dan Disnaker duduk bersama. Dalam pertemuan itu kita minta dan berharap agar Dikbud harus bekerja lebibh keras termasuk dengan Disnaker,” tuturnya kepada www.nusramedia.com, Rabu 3 Oktober 2018 di Mataram.
Hal ini pula kata dia, tidak bisa terus dibiarkan. Padahal pemda selalu menegaskan bahwa generasi NTB tidak boleh menjadi penonton.
Namun hal itu akunya, berbanding terbalik dengan fakta yang ada berdasarkan data dari BPS. Malah disebutkan lulusan SMK adalah salah satu penyumbang terbesar pengangguran di daerah.
“Kan sudah jelas, seharusnya SMK sebagai sekolah kejuruan yang memiliki kompetensi dan skill jadi prioritas diterima dipasar kerja. Tapi kok, bisa begini? Kan aneh,” ujarnya.
Terhadap Disnaker, ia juga meminta agar BLK bisa memaksimalkan pengelolaannya. Dimana BLK harus dijadikan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bagi siswa SMK sehingga masuk busa kerja.
Selain itu pula, dengan adanya hal tersebut BLK juga dapat menerbitkan sertifikat sebagai pegangan untuk para siswa SMK sebagai penguat, yang mana siswa SMK menjadi prioritas untuk diterima di pasar kerja.
“Intinya kita harap, dua dinas terkait bisa bekerjasama agar bisa menyambungkan siswa ke dunia keraja,” demikian politisi asal partai berlambangkan mercy (Demokrat) ini. (NM1)
