NUSRAMEDIA.COM, MATARAM – Rombongan Anggota Komisi II Dewa Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR–RI) berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis siang (14/2) kemarin.
Kedatangan para wakil rakyat di Senayan ini dalam rangka kunjungan kerja, dalam menyerap informasi penanganan paska bencana, pelayanan public perizinan hingga reformasi birokrasi di NTB.
Dihadapan Gubernur NTB dan Wakil Gubernur NTB, selaku Ketua Tim sekaligus Wakil Ketua Komisi II DPR-RI, Mardani menyampaikan bahwa Kunjungan ini adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap, tentang berbagai terobosan yang dilakukan Pemerintah Provinsi dalam menyelesaikan rehab dan rekon paska gempa,
Selain itu, melalui momen kunker ini juga dimaksudkan untuk menyerap secara langsung terkait inovasi – inovasi yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi NTB, terutama dalam hal pelayanan publik.
Menurut Mardani, sejauh ini progress penanganan gempa di Pulau Seribu Masjid (Pulau Lombok) menunjukkan perubahan yang cukup baik.
“Di Inpresnya memang mengamanatkan untuk membangun rumah yang tahan gempa, tidak bisa sembarangan membangun. Bentuknya juga diharuskan bergotong royong. Awalnya memang lambat, tapi kini banyak yang berhasil, tinggal mereplikasi dan melanjutkan ke tempat-tempat lain,” kata Mardani.
Tak hanya itu, Mardani juga menyampaikan harapan dan upayanya untuk Pemerintah Provinsi NTB.
“Kita akan minta bantuan-bantuan yang sudah direncanakan oleh pemerintah pusat sejumlah 3,5 Triliun dan lain-lain itu segera diturunkan. Kami Juga meminta proyek The Mandalika, Smelter di Newmont segera di-On kan agar ekonomi masyarakat di NTB dapat bergerak cepat,” tutupnya.
Sebelumnya, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menjelaskan berbagai kondisi umum dan perkembangan terakhir dalam proses rehan rekon paska Gempa di lombok.
“Kendala-kendala sudah kita selesaikan pelan-pelan, rumah tahan gempa yang diinstruksikan pemerintah, kini sudah lebih banyak pilihannya sehingga lebih mudah bagi masyarakat,” papar Gubernur.
Gubernur juga menyampaikan kondisi paska Gempa Lombok yang membuatnya tersentuh sekaligus bangga dengan warga NTB.
“Yang membuat kami terenyuh saat itu adalah, saat paska gempa di palu, masyarakat kami yang terkena musibah juga ikut mengirimkan hasil-hasil panennya ke palu,” demikian Doktor Zul. (NM1)
