
NUSRAMEDIA.COM — Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang masih menghadapi masalah dalam penanggulangan stunting pada anak. Stunting pada anak adalah kondisi pertumbuhan yang terhambat dan kekurangan gizi kronis yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak.
Oleh karena itu, permasalahan stunting pada anak di Provinsi NTB menjadi permasalahan serius yang membutuhkan perhatian dan langkah-langkah penanggulangan yang efektif. Pemprov NTB dalam hal ini Dinas Perindustrian (Disperin) NTB bersama dengan instansi Pemkab Lombok Timur melakukan pendampingan.
Ini sesuai dengan arahan dan instruksi Gubernur NTB Zulkieflimansyah meluncurkan program penanggulangan stunting yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting khususnya di wilayah Kecamatan Lenek, Lombok Timur.
Dinas Perindustrian NTB menyelenggarakan Launching pendampingan percepatan penurunan stunting di Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur yang dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB Hj Niken Zulkieflimansyah dan perwakilan beberapa instansi Pemkab Lombok Timur dan masyarakat Kecamatan Lenek khususnya Ibu-Ibu hamil, menyusui, sampai Ibu-Ibu yang memiliki anak balita.
Kegiatan Launching ini dibuka dengan sambutan oleh Camat Kecamatan Lenek H Muhammad Supriyadi, S. Sos., M. Pd menyampaikan bahwa Kecamatan Lenek dari tahun ke tahun mengalami penurunan angka stunting secara signifikan khususnya pada anak baduta.
“Kecamatan Lenek ini memiliki jargonnya sendiri untuk penanggulangan stunting, yaitu “Cupak Grantang” yang artinya Cepat Upayakan Perbaikan Gizi Keluarga dengan peran bersama tangani stunting yang telah diluncurkan pada November Tahun 2019 lalu,” katanya.
“Kemudian penurunan angka stunting di Lenek berdasarkan angka mengalami tren penurunan yang bagus mulai dari tahun 2019 sebesar 33,4% sampai dengan tahun 2023 turun mencapai 7,26%,” sambungnya menjelaskan.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting bahwa ditetapkan target secara nasional angka stunting harus dicapai sebesar 14% pada tahun 2024.
“Berdasarkan Perpres yang diatur, puji syukur Kecamatan Lenek sudah mencapai angka di bawah 10%, dan diharapkan tahun 2024 Kecamatan Lenek bebas dari stunting,” terang Camat Lenek.
Sementara itu, Kepala Disperin NTB Nuryanti dalam sambutannya menjelaskan, tentang peran pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting dengan cara pendampingan langsung kepada keluarga dilingkungan Kecamatan Lenek.
“Dari data yang sudah kami dapat, ada ratusan kasus stunting hingga beberapa kasus gizi buruk di Kecamatan Lenek ini menjadi perhatian kita bersama,” katanya.
“Kami sebagai pemerintah dalam hal ini berperan sebagai pendukung jadi diharapkan kepada Ibu-Ibu yang dalam kondisi hamil dan memiliki anak balita agar bersungguh-sungguh dalam mengikuti dengan baik pendampingan yang akan dilakukan kedepannya selama 90 hari ini,” urainya lagi.
Sebelumnya, Bupati Lombok Timur yang diwakili oleh Kepala Dinas P3AKB Lombok Timur H Ahmad, S. Kep., M.M, menyampaikan terimakasih terhadap Pemerintah Provinsi NTB dikarenakan Kabupaten Lombok Timur sudah mendapat perhatian lebih daripada Kabupaten lainnya dalam hal penurunan angka stunting.
“Kami perwakilan dari Kabupaten Lombok Timur mengucapkan terimakasih kepada Gubernur NTB (Zulkieflimansyah). Karena kebijakan-kebijakannya yang telah memperhatikan Kabupaten Lombok Timur ini terhadap penurunan stunting,” ucapnya.
“Di Lombok Timur sendiri sleuruh Kecamatan di Lombok Timur mendapatkan pendampingan percepatan penurunan stunting di daerahnya, dari 21 Kecamatan yang ada 60% Kecamatan sudah mengadakan launching kegiatan ini. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini diharapkan kedepannya Lombok Timur dapat bebas dari angka stunting,” lanjutnya.
Kemudian, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj Niken Zulkieflimansyah memberikan arahan terkait pendampingan percepatan penurunan stunting yang akan dilaksanakan di Kecamatan Lenek.
“Apa yang akan dilakukan setelah program 90 hari ini selesai, yaitu dipersiapkan perencanaan infrastruktur program pelaksanaannya mulai dari kebijakan-kebijakan, instansi-instansi seperti BKKBN dan Puskesmas harus mempersiapkan semua terkait dengan penurunan stunting,” tuturnya.
“Harapannya program-program ini akan berdampak kepada keluarga-keluarga khususnya di wilayah Kecamatan Lenek dan menjadikan keluarga-keluarga tersebut keluarga yang kuat, tangguh, tahan, dan berkualitas. Tentu saja untuk mencapai hal tersebut membutuhkan dukungan dukungan kita untuk terus dilakukan,” imbuh Hj Niken.
Kemudian untuk sisi ekonomi, masih kata dia, Dinas Perindustrian Provinsi maupun Kabupaten bisa membuat berbagai macam program yang dapat menguatkan ekonomi masyarakat. “Karena ekonomi yang kuat menjadi salah satu pilar dalam ketahanan keluarga,” kata Hj Niken.
Terakhir, kegiatan launching ditutup dengan pembagian bantuan protein hewani berupa bahan baku telur kepada Ibu-Ibu dan masyarakat yang hadir secara simbolis yang nantinya akan dibagikan secara merata kepada seluruh penderita kasus stunting maupun resiko stunting di Kecamatan Lenek.
Selain itu, akan dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala oleh tim pendamping keluarga terhadap implementasi program dan keberhasilannya dalam menurunkan angka stunting di Provinsi NTB khususnya Kecamatan Lenek, Lombok Timur.
Dengan upaya yang terus menerus dan kerjasama yang kuat, diharapkan tingkat stunting anak di NTB dapat menurun secara signifikan, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan optimal. (red)
