SOSMAS

Hj Niken : Stop Gunakan Pewarna dan Bahan Berbahaya dalam Makanan!

NUSRAMEDIA.COM, MATARAM – Jajanan yang mengandung zat-zat kimia dan pewarna berbahaya, jika dikonsumsi oleh anak-anak kita, memang tidak semuanya langsung membuat anak-anak kita sakit.

Akan tetapi mengkonsumsi jajanan seperti itu dalam jangka panjang, tidak saja dapat merusak kesehatan anak, menghambat pertumbuhan fisik dan mental saja, namun juga bisa berakibat vatal bahkan mengancam keselamatan jiwanya.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kesehatan makanan serta stop penggunaan zat pewarna dan bahan-bahan berbahaya dalam makanan harus menjadi perhatian kita bersama.

Ketua Tim Penggerak PKK NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, mengajak  semua pihak untuk memberi perhatian serius dan menjamin keamanan dan standar kesehatan pangan yang dikonsumsi anak-anak. Mulai dari para orang tua, guru dan pihak sekolah hingga para penjual dan pedagang makanan.

“Pihak sekolah, guru, orang tua murid dan kita semua, harus mengawasi keamanan jajanan anak di lingkungan sekolah masing-masing,” kata Hj Niken saat membuka acara Workshop Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), yang diselenggarakan Balai Besar POM Mataram, di Hotel Lombok Astoria Mataram NTB, Jum’at (6/12).

Sedangkan kepada produsen dan para penjual makanan, Bunda PAUD NTB itu mengajak instansi terkait untuk terus memberikan pembinaan, penyuluhan dan pendampingan.

Tidak itu saja, Istri Gubernur NTB itu, juga menghimbau kepada para produsen dan pedagang jajanan yang masih menggunakan zat pewarna untuk menghentikan penggunaan bahan-bahan berbahaya.

“Bila perlu para orangtua sesekali waktu juga menyediakan bekal sekolah dari rumah sehingga asupan gizi dan keamanan pangan anak lebih terjamin,” tegasnya.

Menurutnya, hakekat intervensi keamanan PJAS adalah meningkatkan keamanan, mutu dan gizi PJAS di lingkungan sekolah/madrasah di seluruh wilayah provinsi NTB melalui penguatan lintas sektor  dan peningkatan kemitraan di pusat dan daerah .

“Kita semua berharap melalui program ini budaya keamanan pangan masyarakat di NTB dapat terwujud melalui perkuatan sistem manajemen keamanan pangan sekolah”, pungkasnya.

Kepala Subdit Pemberdayaan Pelaku Usaha  Badan POM RI, Dra. Dyah Sulistyorini, Apt. M.Sc, menegaskan program intervensi keamanan PJAS, merupakan iktiar untuk menjaga generasi bangsa dari pangan yang tidak aman.

Ia juga menjelaskan bahwa Program Intervensi PJAS merupakan Proyek Prioritas Nasional dan saat ini telah memasuki tahun ketiga sejak tahun 2017. Pada tahun 2019, target sekolah yang diintervensi sebanyak 7000 sekolah, tuturnya.

Sementara itu Kepala BPOM Mataram, Dra. Ni GAN Suarningsih, Apt, MH. Menjelaskan bahwa ada 14 sekolah yang telah di intervensi PJAS di Provinsi NTB. “Targetnya ada 839 sekolah,” terang Suarningsih.

“Sedangkan target fokus sekolah untuk Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah sebayak 84 sekolah/madrasah,” imbuhnya

Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak awal April 2019. Intervensi yang dilakukan diawali dengan Advokasi Lintas Sektor dengan OPD terkait, Bimtek Keamanan PJAS di sekolah percontohan Kabupaten/Kota se-NTB, Sampling dan Pengujian PJAS dengan Mobil Laboratorium Keliling.

“Sasaran PJAS ini adalah sekolah dan pengelola kantin. Intinya, pengelola kantin harus memiliki pengetahuna tentang PJAS, kantinnya tersedia bak sampah tertutup, tempat cuci tangan, lantainya dapat dibersihkan, itu saja syarat kantin itu,” jelas Ni GAN Suarningsih didepan peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah, pihak Dikbud dan Bapedda se-NTB.

Ketika ditanya tentang adanya kasus keracunan jajanan di sekolah, Kepala BPOM mengatakan belum ada temuan. Kalaupun ada, maka sampel jajanan atau makanan tersebut akan dikirim ke BPOM untuk dilakukan pemeriksaan Laboratorium.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan penyerahan Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah oleh ketua TP PKK Provinsi NTB kepada 88 kantin sekolah yang memperoleh Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan. (red)