SOSMAS

MENEROPONG KESIAPAN MO-NOVI MENJALANKAN 10 PROGRAM UNGGULANNYA

OLEH : MIFTAHUL ARZAK, S.IKOM., MA
Dosen Ilmu Komunikasi UTS
Peneliti MY dan Olat Maras Institute

PELANTIKAN Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa terpilih tinggal menghitung hari. Kelompok-kelompok di tengah masyarakat maupun whatsapp grup pun sudah mulai banyak bermunculan. Dari sekedar diskusi terkait pembangunan Sumbawa hingga arah Sumbawa akan digiring kea rah mana oleh pemimpin Sumbawa terpilih.

Secara mudah, pembuktiaan pekerjaan rumah Mo-Novi dapat dilihat dari janji-janji terucap saat debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum serta dikampanyekan kepada masyarakat Sumbawa beberapa bulan lalu.

Diantaranya, pemberian SK dan Insentif bagi GTT, PTT dan Guru Paud serta tenaga Kesehatan, ada juga layanan Kesehatan dan ambulance desa. Selain itu, Mo-Novi juga menjanjikan menjamin ketersediaan benih berkualitas, pupuk, kestabilan harga, bantuan peralatan bagi nelayan dan pengembangan teknologi pertanian, perikanan dan peternakan.

Janji ini bukanlah janji baru calon kepala daerah. Sering terdengar namun seringkali terlupakan. Perlu ada gebrakan-gebrakan di bulan-bulan pertama Mo-Novi untuk mempresentasikan serta memulai langkah ini.

Selain janji-janji tersebut, ada beberapa program unggulan yang masih asing terdengar namun cukup seksi untuk dilaksanakan di tengah masyarat. Misalnya: penggratisan label BPOM, label Halal, Jaminan pemasaran bagi UMKM, bantuan kemandirian bagi komunitas milenial dan pelaku ekonomi kreatif “Start up dan E-Commerce” serta Membuka 10.000 lapangan kerja, pelatihan dan sertifikasi bagi tukang batu, kayu, las, besi maupun tukang listrik.

Program ini terdengar mudah, namun jika dapat dilaksanakan sangat berasa bagi masyarakat kecil. Terutama yang jatuh bangun di saat pandemi saat ini. Bantuan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi salah satu program yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Terutama meilihat pertumbuhan beberapa gerai warung, rumah makan dan cafe di tengah masyarakat saat ini, terutama yang dikembangkan oleh anak muda.

Begitu pula program mensertifikasi tukang batu, kayu, las, besi serta listrik, agar jasa yang pekerja tawarkan sesuai kualifikasi dan dapat bekerja pada projek-projek pembangunan daerah kedepannya.

Tidak kalah menarik program-program unggul Mo-Novi juga yang menyentuh lapisan masyarakat saat berjanji akan memberikan insentif pada guru ngaji, petugas rumah ibadah, RT/RW, Linmas dan petugas Posyandu. Program-program ini merupakan program yang juga sering dimunculkan oleh pemimpin-pemimpin daerah.

Namun, harapan masyarakat dapat berkelanjutan dan jumlahnya bukan hanya sekedar ada saja, melainkan sesuai kebutuhan dan pekerjaan yang mereka lakukan. Sama halnya dengan memantapkan infrastruktur wilayah (jalan irigasi, tepat pembangunan akhir sampah) serta peningkatan pelayanan air bersih dan rehabilitasi jaringan distribusi PDAM.

Keduanya perlu kejelasan, misalnya istilah “mantap” dan “rehabilitasi jaringan” agar masyarakat dapat paham goal dan capaian yang dijanjikan oleh Mo-Novi.

Terakhir, melihat beberapa tahun ini arah pembangunan pariwisata Sumbawa banyak berkutat pada Pariwisata alam. Namun, berbeda Mo-Novi berani menawarkan Pariwisata sejarah dan Budaya. Menarik, dari hasil riset MY Institute pada tahun 2019 lalu, Sumbawa memang lebih mudah dapat mengembangkan Pariwisata Sejarah dan Budaya.

Melihat pengkaji sejarah dan Budayawan masih banyak di tengah masyarakat. Tinggal bagaimana menyatukan para tokoh-tokoh tersebut dalam bingkai program. Selain itu, dengan hadirnya MotoGP di Pulau Lombok nanti, Sumbawa harus berani menawarkan pariwisata alternatif dengan tidak mengikuti Pariwisata alam Lombok. Jika kita kalah persiapan, bisa jadi para penonton atau wisatawan yang hadir ke MotoGP akan berlari ke Pulau Bali atau Raja Ampat. (*)