NUSRAMEDIA.COM, PASURUAN — Melihat secara nyata situasi dan kondisi para Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) asal Nusa Tenggara Barat, Forum Wartawan DPRD NTB bertolak ke Jawa Timur.

Adapun lokasi yang dikunjungi itu, yakni di salah satu PPTKIS tepatnya di BLK-LN PT Prima Duta Sejati (PT PDS) Gempol, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 11 Oktober 2018.
Dikesempatan itu, rombongan forum yang diketuai oleh Wakil Ketua DPRD NTB, H Abdul Hadi dan Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, H MNS Kasdiono didampingi langsung oleh Direktur Utama PT PDS, Maxixe Mantofa berkeliling dan mengajak berdialog secara langsung dengan para CTKI.
Tak sedikit CTKI asal NTB yang berada di PT PDS sedang menjalani pendidikan/pembekalan. Mereka terlihat begitu bersemangat mengikuti pelatihan. Tegur sapa dan canda tawa menjadi warna tersendiri dalam momen kunjungan ini.
Khususnya dari Sumbawa-KSB, Joni Raharja (25) CTKI asal Desa Berora Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa-NTB tujuan kerja ke Taiwan ini mengaku bersemangat menjalani sebuah tahapan tersebut.
“Alhamdulillah, selama disini banyak hal yang saya pelajari. Saya disini sudah dua bulan lebih targetnya sekitar tiga bulan baru ditempatkan untuk bekerja,” tuturnya.
“Insya Allah, saya akan berusaha lebih keras untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan (bekerja di taiwan),” ujarnya lagi.
“Yang membuat kami bersemangat, karena gaji bekerja di luar negeri seperti di taiwan cukup besar yaitu bisa mencapai Rp 10 juta perbulannya. Itu masih diluar lembur, nah kalau kita lembur penghasilan bisa lebih besar lagi, sekitar Rp 15 juta yang bisa kami dapatkan,” celetuk Muhammad Jeky CTKI asal Empang Bawah, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa-NTB ini.
Joni menerangkan, untuk dapat masuk mengikuti pelatihan di PT PDS mereka harus membayar sekitar Rp 35 juta dengan DP sebesar Rp 7 juta.

Hal ini kata dia, tidak dipaksakan harus melunasi biaya tersebut selama mengikuti pelatihan/pembekalan. Sdbab, ketika mereka telah mendapatkan penempatan dan resmi bekerja maka sisa dari segala pembiayaan tersebut dikembalikan/dibayar untuk dilunasi.
“Jadi disini kami hanya diberikan pembekalan saja. Menyangkut pembayaran segala pembiayaan tidak mesti dibayar lunas, nanti bisa menyusul ketika kami sudah bekerja,” tuturnya.
“Alhamdulillah kami disini baik-baik saja, dan bahkan beberapa teman kami belum lama ini sudah berangkat bekerja di taiwan. Insya Allah kami akan menyusul dan berusaha lebih giat (belajar dalam masa pendidikan),” demikian ia menambahkan sembari diiyakan oleh Jeky.
Untuk diketahui, selain mereka berdua, masih banyak calon pekerja asal NTB lainnya khususnya, dari Sumbawa-KSB. Mereka adalah Siti Soraya, Anggi Sulastini, Ultah Upiani, Helmianty, Vina Zulfriatun, Reni Sulastri.
Kemudian atas nama Indah Sari Sumbawa Labuhan Terata Kecamatan Lape, Reni Lurniati Taliwang Desa Bugis. Selain tujuan berbeda, bidang pendidikan yang mereka lakoni saat ini berbeda-beda yakni antara lainnya sebagai pekerja rumah tangga, perawat, dan masih banyak lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT PDS, Maxixe Mantofa menjelaskan, bahwa banyak hal yang dipelajari calon pekerja selama mengikuti pembekalan. Antara lainnya, bahasa, tata cara sikap hingga penulisan yang bauk lagi dan benar.
“Dari lima ribu tiap tahun yang kita kirim bekerja, sekitar 10 persen adalah warga NTB,” ujarnya.
Adapun tujuan penempatan disebutkan Maxixe, antara lainnya Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia dan masih banyak lagi.
“Dari semua jurusan, permintaan yang paling banyak itu untuk PRT (Pekerja Rumah Tangga). Tapi sekarang perawat juga sudah mulai banyak,” tuturnya.
“Yang pasti, calon pekerja kita adalah legal (prosedural). Kita harap mereka semua sukses kedepannya,” demikian Maxixe menambahkan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD NTB H Abdul Hadi dan Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, H MNS Kasdiono berharap agar calon pekerja khususnya yang ada di PT PDS tetap bersemangat dalam menjalani proses pendidikan.
“Tetap semangat, jangan lupa terus berusaha dan berdo’a,” ucapnya singkat mengingatkan calon pekerja asal NTB.
“Semoga sukses,” celetuk Kasdiono menambahkan. (NM1)
