KETERANGAN FOTO : Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTB, Akhdiansyah saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Benih Induk Pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB pada Rabu 11 Oktober 2023. (Ist)
KETERANGAN FOTO : Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTB, Akhdiansyah saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Benih Induk Pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB pada Rabu 11 Oktober 2023. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat, kenaikan harga beras di NTB pada September 2023 mencapai 46 persen. Hal ini sebagai dampak dari musim kemarau panjang atau El Nino. Kenaikan harga beras yang cukup tinggi ini menyebabkan inflasi di NTB.

Gabungan inflasi Kota Mataram dan Kota Bima pada September 2023 (YoY) sebesar 2, 29 persen. Lebih tinggi dari angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,28 persen. Kenaikan harga beras ini diperkirakan masih terjadi beberapa bulan kedepannya mengingat musim tanam belum tiba.

Baca Juga:  DPRD NTB Soroti Transparansi PDB

Namun di sisi lain, pada Agustus 2023, hampir 3000 ton beras NTB dikirim ke luar daerah. Kamis (12/10/2023) Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTB, Akhdiansyah mengungkapkan, pengiriman beras NTB ke luar daerah merupakan salah satu kontribusi NTB sebagai daerah swasembada pangan.

“Kita sebagai daerah swasembada pangan memang menjadi salah satu kontributor pangan nasional, salah satunya di NTB ini. Itu sebabnya kenapa banyak beras dikirim ke luar,” ungkapnya, kemarin di Mataram. Menurutnya soal kenaikan beras ini merupakan indikator nasional, sementara di daerah belum diketahui apa yang menjadi tolok ukurnya.

Baca Juga:  DPMPTSP NTB Tinjau Smelter Amman Mineral : Dorong Pengembangan Kawasan Industri KSB

“Contohnya kebutuhan beras di NTB seribu, tapi kita punya produk enam ribu, tapi sudah ada regulasinya lima ribu harus didistribusikan keluar dengan asumsi cadangan beras kita itu satu kali setengah dari kebutuhan produk,” tuturnya.

“Jadi seribu kebutuhan kita tahun ini ada cadangan 2 ribu untuk kebutuhan lokal,” sambung anggota DPRD Provinsi NTB jebolan asal Dapil VI Dompu, Bima dan Kota Bima tersebut.

Dikatakannya, pengiriman beras tersebut tidak mempengaruhi harga pasar, namun sebagai kontributor justru mengimbangi pasar nasional. “Tapi sebenarnya tidak ada alasan harga beras itu naik. Harga beras akan bisa stabil dengan stok karena kondisi NTB sebagai kontributor,” pungkasnya. (red)

Baca Juga:  Kolaborasi Fraksi PKS MPR RI dan LATS Gelar Lokakarya Akademik Bahas Penguatan Tata Kelola SDA Sumbawa