Beranda HEADLINE Wisatawan di Pantai Seger Mandalika Resah

Wisatawan di Pantai Seger Mandalika Resah

Ilustrasi pungli. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Dugaan aksi pungli cukup menghebohkan pariwisata dilingkup Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hal ini tentunya sangat miris, apalagi dunia pariwisata Lombok saat ini sedang menggeliat. Dengan adanya dugaan aksi pungli yang dilakukan oleh oknum kepada pengunjung, tentunya hal ini mencoreng dunia pariwisata NTB, khususnya di Lombok.

Aksi dugaan pungli tersebut berhasil direkam oleh pengunjung dan beredar luas di Grup WhatsApp. Tepatnya di Pantai Seger, Kuta Mandalika atau samping Sirkuit Mandalika. Dari rekaman video itu, seorang ibu-ibu mengancam untuk melaporkan oknum yang diduga melakukan pungli. Dengan santainya, seorang pemuda dengan memakai baju kaos warna hitam menjawab silahkan laporkan saja.

Baca Juga:  Raih Kemenangan Besar di Pilkada Serentak 2024, Sudirsah Sujanto : "Ini Kemenangan Bersama Rakyat NTB"

Saat ditegaskan memangnya tempat ini milik pribadi, pemuda itu pun mengklaim bukit sekitar Pantai Seger milik pribadi. Salah seorang pengunjung Intan Hulicelan mengaku, sedikitnya ada 3 portal yang dilewati dan di tiap portal membayar Rp 10 ribu.

Setelah sampai parkir, kemudian membayar lagi untuk satu orang yang menggunakan mobil senilai Rp 10 ribu. Jumlah itu sudah termasuk untuk membayar naik ke atas bukit Seger. “Saya kesana bersama 4 orang, diminta bayar Rp 40 ribu kalau mau naik ke bukit. Ya akhirnya saya balik, karena merasa risih serba bayar untuk sekadar menikmati alam,” katanya, Minggu (31/7).

Baca Juga:  Jadi Momentum Strategis, NTB Bersiap Jadi Tuan Rumah "Ite Begawe Fest 2024"

Perempuan asli Cirebon itu pun sempat berdebat dengan para petugas yang meminta tarif kunjungan dan meminta mereka untuk menjelaskan karcis untuk apa dan apakah itu resmi dari pemerintah daerah.

“Setelah saya cek, gak ada tuh cap dari pemerintah daerah. Saya tegaskan ke mereka bahwa ini pungutan liar,” ujarnya. Ketika harus membayar segitu banyaknya dengan fasilitas seadanya, Intan menilai sangat tidak wajar dan justru mencoreng dunia pariwisata.

“Tempat ini kan milik masyarakat NTB dan semua masyarakat berhak menikmatinya. Jadi, tidak mesti membayar sampai Rp 70 ribu. Apalagi toilet tidak ada, Mushollah juga tidak ada. Keamanan parkir pun diragukan, hanya sebatas numpang parkir,” sesalnya.

Baca Juga:  Distribusi Logistik Pilkada di "3T" Tuntas

Bayangkan saja, lanjutnya, jika orang yang membawa uang pas-pasan ingin menikmati wisata ini kemudian diminta uang segitu banyaknya apakah tidak kasihan. “Hal-hal seperti ini harus menjadi atensi dan segera ditangani. Kalau begini terus rusak citra pariwisata,” keluhnya lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Tengah Lendek Jayadi mengaku geram dengan sikap oknum yang diduga melakukan pungli ditempat wisata tersebut. Oleh karenanya, dia menegaskan, bakal berkoordinasi menyikapi hal ini. “Kami akan segera berkoordinasi,” demikian. (red)