Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS dari Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, H. Johan Rosihan, ST. (Ist)
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS dari Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, H. Johan Rosihan, ST. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPR RI Johan Rosihan menyampaikan duka mendalam atas terjadinya bencana banjir yang melanda Kota Mataram. “Saya turut prihatin dan menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah banjir parah yang melanda Kota Mataram hari ini,” ujarnya, Senin (07/07/2025).

“Semoga masyarakat terdampak diberi kekuatan dan keselamatan, serta seluruh tim relawan dan petugas lapangan dimudahkan dalam menjalankan tugas kemanusiaannya,” imbuhnya. Menurut politisi PKS itu, ini adalah peristiwa luar biasa yang tidak boleh dianggap sebagai kejadian rutin musiman semata.

“Banjir kali ini harus menjadi alarm serius bagi semua pihak, terutama pemerintah daerah dan pusat,” tegas Johan Rosihan. “Bahwa sistem tata kelola lingkungan dan manajemen bencana kita perlu evaluasi total,” sambung pria yang duduk di Komisi IV DPR RI itu. Legislator Senayan jebolan Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa itu lantas memberikan beberapa saran sebagai upaya yang perlu dilakukan saat ini :

Baca Juga:  Skema Pembiayaan KDKMP Disiapkan, 50 Koperasi Jadi Model Percontohan di NTB

■ PRIORITASKAN EVAKUASI DAN KESELAMATAN WARGA

Menurut Johan Rosihan, pemerintah daerah, TNI/Polri, BPBD dan relawan harus memastikan bahwa proses evakuasi dilakukan secara cepat dan tepat. “Karena keterlambatan dalam penanganan awal berpotensi menimbulkan korban lebih banyak,” kata Legislator PKS yang dikenal cukup vocal itu.

■ AUDIT DAN REVITALISASI SISTEM DRAINASE DAN TATA RUANG KOTA

Selanjutnya, kata Johan Rosihan, pentingnya dilakukan audit dan revitalisasi sistem drainase dan tata ruang kota. “Kita harus jujur melihat, bahwa urbanisasi Kota Mataram yang cepat tidak diiringi perencanaan tata ruang yang ekologis,” jelasnya. “Banyak daerah resapan berubah fungsi tanpa mitigasi yang memadai,” tambah Eks Anggota DPRD Provinsi NTB tiga periode tersebut.

■ EVALUASI MENYELURUH TERHADAP PERIZINAN DAN PELANGGARAN TATA RUANG

Johan juga menyaran agar segera dilakukan evaluasi menyuluruh. Terutama terhadap perizinan dan pelanggaran tata ruang. “Jika ada bangunan, kompleks perumahan, atau aktivitas ekonomi yang menutup aliran air atau membangun di atas daerah rawan banjir, harus segera ditindak,” tegasnya. “Ini bukan hanya soal bencana alam, tapi juga akibat dari ketidaktaatan terhadap kaidah lingkungan,” kata Johan Rosihan lagi.

Baca Juga:  Wagub NTB Ajak Orang Tua Tetap Semangat Tangani Stunting, Pemerintah Terus Hadir Dampingi

■ PERCEPAT SISTEM PERINGATAN DINI DAN EDUKASI MASYARAKAT

Ditegaskannya pula, bahwa masyarakat perlu dilibatkan dalam edukasi kebencanaan. Karena iklim kita sudah tidak bisa diprediksi secara biasa. “Perubahan iklim global juga memperparah curah hujan ekstrem seperti yang terjadi saat ini,” ungkap Eks Ketua Komisi III DPRD NTB itu.

■ BANGUN KESADARAN BERSAMA SOAL SAMPAH YANG MULAI TAK TERKENDALI DI KOTA MATARAM

Lebih lanjut Johan Rosihan menyarankan agar semua pihak dapat membangun kesadaran bersama. Terutama soal sampah. Pasalnya, sampah di Kota Mataram menjadi “PR” besar yang harus disikapi. Apalagi dinilai sudah tidak terkendali lagi.

Baca Juga:  Peluang Penting NTB Perkuat Pemerataan Layanan Kesehatan

“Banjir bukan hanya soal curah hujan, tetapi juga soal sampah yang menyumbat saluran air. Ini jadi momentum penting untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat Kota Mataram agar lebih disiplin dalam pengelolaan sampah, baik rumah tangga maupun kawasan komersial,” terangnya.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat NTB agar menyatukan langkah serta bergandengan tangan memperkuat kebersamaan. “Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama di NTB, untuk saling membantu dan menunjukkan solidaritas sosial,” ajaknya.

“Ini saatnya kita mengutamakan kemanusiaan di atas segalanya. Semoga Allah SWT lindungi kita semua dan menjadikan musibah ini sebagai momentum perbaikan bersama. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin,” demikian Anggota DPR RI asal NTB 1 Pulau Sumbawa Johan Rosihan menambahkan. (red)