

NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Abdul Rahim menyoroti kelayakan kapal penyeberangan yang beroperasi di Pelabuhan Poto Tano-Kayangan pun sebaliknya.

Pasalnya, kondisi sebagian kapal penumpang penyeberangan rute tersebut dinilai sudah tak layak. Oleh karenanya, Dewan Abdul Rahim meminta Dinas Perhubungan (Dishub) NTB bersikap.
Yakni untuk segera melakukan pengecekan kondisi kapal-kapal tersebut. Menurut dia, perihal ini jadi penting untuk diperhatikan. Karena menyangkut kenyamanan, keamanan dan keselamatan para penumpang.
Maka dari itu, Dishub NTB diharapkan tidak menutup mata. Apalagi ia mengaku kerap mendapat pengaduan atau keluhan dari masyarakat soal kelayakan kapal-kapal penyeberangan itu.
“Banyak pengaduan dan keluhan dari masyarakat soal kelayakan kapal-kapal penyeberangan yang beroperasi di Pelabuhan Tano-Kayangan dan Kayangan-Tano ini,” Legislator Udayana jebolan Dapil V Sumbawa-Sumbawa Barat tersebut.
Disamping menerima banyaknya keluhan masyarakat, Bram akrabnya pria itu disapa, mengaku secara pribadi juga pernah memiliki pengalaman yang kurang mengenakan pada saat melakukan penyeberangan.
“Saya sendiri pun pernah mengalami suatu hal yang kurang nyaman dalam penyeberangan saat itu. Jadi menurut pandangan saya, memang (sebagian kapal) sudah tidak layak lagi untuk beroperasi,” ujarnya.
Parahnya lagi, masih kata Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) NTB itu, ia secara langsung juga sempat menyaksikan sebuah tayangan live di salah satu akun facebook yang dinilainya cukup memprihatinkan.
“Terakhir, kemarin saya juga menyaksikan di live facebook tentang salah satu kapal. Saya juga menyaksikan bagaimana tangisan anak-anak dan orang tua di dalam kepanikan yang sudah menggunakan baju pelampung,” ungkapnya.
Ini lantaran sebagian kapal dinilai sudah uzur atau tua dan kecil. Oleh karenanya, beberapa kapal dinilai sudah tidak layak untuk beroperasi. Ditambah lagi, dengan situasi dan kondisi cuaca yang kurang bersahabat saat ini.
Sehingga dibutuhkan kapal-kapal penyebrangan yang betul-betul layak memenuhi standar dengan kondisi baik untuk beroperasi. “Karena bagaimanapun atau apapun teorinya, keamanan, kenyamanan dan keselamatan penumpang yang utama diatas segala-galanya,” tegasnya.
“Disini saya juga mempertanyakan khusus kepada Dishub NTB, memangnya seperti apa dan bagaimana standar kelayakan kapal penyeberangan (beroperasi) di Tano-Kayangan dan Kayangan-Tano ini,” tanyanya sembari meminta Dishub NTB segera bersikap.
Dewan Abdul Rahim pun lantas mengingatkan, agar persoalan ini jangan sampai berlarut dan menimbulkan kesan pemerintah abai dengan keselamatan para penumpang.
“Jangan sampai menimbulkan kesan seolah-olah kita ini abai kepada keselamatan penumpang. Sekali lagi saya tekankan kepada semua pihak terkait, bahwa kenyamanan, keamanan dan keselamatan diatas segala-galanya,” tegasnya lagi.
HADAPI CUACA TAK MENENTU, PIHAK TERKAIT DIMINTA INTENS KOORDINASI
Dalam menghadapi cuaca yang kurang bersahabat seperti saat ini, sejumlah pihak terkait antara lainnya seperti Dishub NTB, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), BMKG ataupun ASDP diminta intens berkoordinasi.

Ini berkaitan apakah nantinya akan diberlakukan sistem buka tutup atau tidaknya di pelabuhan penyeberangan Tano-Kayangan pun sebaliknya. Kepada BMKG, Dewan Abdul Rahim juga mendorong agar melakukan analisa atau lebih teliti keadaan cuaca.
“Harus ada koordinasi intens. Apalagi kondisi cuaca seperti saat ini. Jadi harus pihak-pihak terkait harus intens berkoordinasi. Jika nantinya diberlakukan sistem buka tutup,” dorong Abdul Rahim.
“Kalau memang cuaca kiranya belum aman untuk diseberangi, jangan dipaksakan untuk menyeberang atau dibukanya penyeberangan sampai keadaan cuaca di laut benar-benar aman. Intinya, keamanan, kenyamanan dan keselamatan penumpang yang utama diatas segala-galanya,” pungkasnya. (red)













