Bincang Kamisan edisi ke-17 yang berlangsung di Command Center Kantor Gubernur NTB, Mataram. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan daerah melalui berbagai langkah strategis.

Hal ini disampaikan dalam forum Bincang Kamisan edisi ke-17 yang berlangsung di Command Center Kantor Gubernur NTB, Mataram, dengan tema “Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan NTB”.

Acara yang disiarkan langsung melalui kanal resmi Pemprov NTB tersebut menghadirkan tiga narasumber utama dari sektor pemerintah, perdagangan, dan akademisi.

Forum ini dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB Aidy Furqan, Kepala Bidang Perkembangan Perdagangan Dalam Negeri (PPDN) Dinas Perdagangan NTB, Endang Sri Wahyuni.

Adapun Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram, Dr. Ir. Satrijo Saloko. Diskusi berlangsung interaktif dengan melibatkan media, akademisi, dan masyarakat untuk menggali solusi dan langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan di NTB.

GERAKAN PANGAN MURAH DAN PEMANTAUAN HARGA

Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Dr. Aidy Furqan, menjelaskan bahwa ada tiga fokus utama yang menjadi perhatian dalam menjaga ketahanan pangan daerah, yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan konsumsi pangan masyarakat.

Baca Juga:  Gubernur Iqbal Ingatkan Pejabat Pemprov NTB: Hati–Hati dalam Berpendapat di Ruang Publik

Salah satu langkah yang terus dilakukan adalah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), yang rutin dilaksanakan di berbagai wilayah hingga akhir tahun sebagai langkah pengendalian inflasi dan membantu masyarakat berpenghasilan rendah.

“Kami terus menjaga akses masyarakat terhadap bahan pokok dengan harga yang wajar,” ujar Dr. Aidy. Dinas Ketahanan Pangan NTB juga melakukan pemantauan harian terhadap 12 komoditas pangan strategis seperti beras, jagung, gula, minyak goreng, dan telur untuk menjaga kestabilan pasokan.

STABILISASI HARGA LEWAT OPERASI PASAR

Sementara itu, Endang Sri Wahyuni, Kepala Bidang Perkembangan Perdagangan NTB, mengungkapkan bahwa pemerintah provinsi terus mengupayakan stabilisasi harga melalui operasi pasar murah dan kerja sama antar daerah.

Salah satu alat yang digunakan adalah aplikasi SP2KP milik Kementerian Perdagangan untuk memantau harga pasar secara real-time. “Kami berupaya menyeimbangkan kepentingan masyarakat dan pedagang, dengan memastikan barang dijual di bawah harga pasar namun tetap memberikan ruang keuntungan bagi pelaku usaha,” jelas Endang.

Baca Juga:  Skema Pembiayaan KDKMP Disiapkan, 50 Koperasi Jadi Model Percontohan di NTB

Pemprov NTB juga menjajaki kerja sama perdagangan regional dengan beberapa daerah seperti Kalimantan Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur untuk menjaga pasokan komoditas penting seperti beras, jagung, dan sapi.

Selain itu, untuk memastikan subsidi energi tepat sasaran, Pemprov NTB telah mengeluarkan surat edaran yang mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) beralih dari LPG 3 kilogram ke LPG 5,5 kilogram.

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK KETAHANAN PANGAN BERKELANJUTAN

Di sisi akademis, Dr. Satrijo Saloko, Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram, menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam memperkuat ketahanan pangan NTB.

Ia menyebutkan bahwa Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri (FATERA) Unram sedang mengembangkan riset pertanian cerdas (smart farming) dan sistem plant factory untuk memastikan produksi pangan tidak bergantung pada musim.

“Kami ingin hasil riset kampus dapat langsung diterapkan di lapangan, baik melalui desa binaan maupun kemitraan dengan dinas terkait. Diversifikasi pangan lokal dan gerakan stop boros pangan menjadi kunci kemandirian pangan NTB,” ujar Dr. Satrijo.

Baca Juga:  Dewan Pertanyakan Anggaran BTT 2026

Ia juga menyebutkan potensi besar NTB dalam mengembangkan komoditas unggulan seperti rumput laut, ayam kampung super, dan produk olahan lokal yang bisa menjadi keunggulan komparatif, sekaligus memperkuat branding pangan NTB di tingkat nasional.

SINERGI ANTAR PIHAK UNTUK KETAHANAN PANGAN

Dalam penutupan diskusi, Dr. Satrijo menegaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga membutuhkan sinergi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah, dunia akademik, hingga masyarakat.

Ia optimis bahwa NTB memiliki potensi untuk menjadi lumbung pangan nasional jika kolaborasi yang kuat terus dijaga. “Membahas stabilitas harga dan ketahanan pangan berarti membicarakan hajat hidup orang banyak. NTB memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pangan nasional,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah konkret yang terus diambil oleh Pemprov NTB dan berbagai pihak terkait, diharapkan ketahanan pangan daerah ini dapat semakin terjaga, dan NTB bisa menjadi contoh provinsi yang mampu mengatasi tantangan pangan dengan inovasi dan kerjasama yang solid. (*)