
NUSRAMEDIA.COM — Para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sering kali mengalami dilema dalam menjalankan usaha yang digeluti. Berbagai persoalan dan kendala terjadi yang dirasakan secara langsung, baik sejak memulai jalannya proses, hingga menjajakan hasil produksi.
Namun kondisi itu terbantahkan ketika adanya pendampingan, pelatihan, pembinaan berkelanjutan dan dukungan yang tepat. Hal ini dirasakan oleh sejumlah UMKM asal Kabupaten Sumbawa yang telah mengikuti program Bale Berdaya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).
Kehadiran Bale Berdaya sebagai salah satu program gebrakan PT AMMAN dinilai mampu mendongkrak para UMKM di Tana Samawa dalam meraup keuntungan besar sekaligus meraih kesuksesan luar biasa. Seperti halnya Pemilik Dapoer Nuna Lisa Susanti yang mulai membangun bisnisnya pada 2019 lalu.
Jalan wirausaha itu diambil setelah ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai fasilitator rehab rekon gempa dibawah naungan Kementrian PUPR. Ia menceritakan, usaha pertama yang dijalani yaitu dengan menjual ayam geprek.
Dimasa merintisnya ini, banyak kendala yang dialami. Terlebih Ketika itu bersamaan dengan terjadinya masa pandemi virus Covid-19. Namun Lisa tetap mempertahakan usahanya hingga Tahun 2021, meskipun keuntungan yang didapat hanya ratusan ribu per bulannya.
Setelah terus mencoba dengan penuh drama, akhirnya Lisa memutuskan untuk mengikuti pelatihan tata boga di tahun 2022. Di kesempatan ini, ia menerima ilmu untuk menciptakan menu baru dan kembali memulai usaha dengan menjual kue.
Di tengah tantangan yang dihadapi, secercah asa pun muncul. 2024, Lisa mendaftarkan diri sebagai salah satu UMKM binaan program Bale Berdaya PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang berkolaborasi dengan KUMPUL. Lisa mengikuti seleksi dan masuk 15 UMKM yang lolos menjadi lokus pendampingan Bale Berdaya untuk Kecamatan Moyo Hulu.
Kesempatan ini dimanfaatkannya dan secara konsisten ia mengikuti pembinaan dan pelatihan dari para expert di bidangnya. Nama “Dapoer Nuna” pun tercetus dengan fokus usaha makanan dan minuman olahan (FnB). Tahun pertama program Bale Berdaya usai, AMMAN mengumumkan top 5 dari masing-masing kecamatan. Lisa dengan Dapoer Nuna nya berhasil menjadi salah satu top 5 di Kecamatan Moyo Hulu.
“Disini kita dihadiahkan dibuatkan logo desain usaha, dan dikasih kemasan. Di tahun 2025 ini, tahun kedua pendampingan kita juga dibantu untuk dibuatkan legalitas dan sertifikasi usaha,” ungkap Lisa tentang keuntungan yang didapatkan dari program Bale Berdaya.
Seiring lengkapnya legalitas yang dimiliki usaha Lisa, Dapoer Nuna mulai dikenal dan itu menjadi modal kepercayaan bagi usahanya. Pelanggan dan pesanan jajan kotak/catring snack box pun bertambah. Mulai datang dari sekitaran masyarakat Kecamatan Moyo Hulu, sekolah-sekolah, intansi hingga pesanan untuk kegiatan anggota DPRD Sumbawa yang melaksanakan serap aspirasi masyarakat.
Ini membuat pendapatan Lisa jauh melesat.
“Pendapatan nuna Tahun 2024 semakin meningkat drastis sampai tahun ini. Yang semula hanya ratusan ribu perbulannya sekarang sudah menjadi jutaan sekali orderan. Disini saya terharu dan nangis melihat proses saya yang dibantu oleh Bale Berdaya,” ujar Lisa dengan mata berkaca-kaca sembari mengucapkan terimakasih kepada PT AMMAN atas adanya program tersebut.
Hal serupa diutarakan oleh Haniansyah Futra Pemilik UMKM Madu Yamo Kecamatan Lunyuk. Sejak ia mengikuti program Bale Berdaya sudah banyak perubahan positif yang dialami. Baik dari segi perbaikan pengolahan produk, promosi hingga peningkatan omzet penjualan.
“Sebenarnya dulu sempat banyak pelaku usaha madu yang berhenti dengan madu karena stigma madu Sumbawa dulu sempat negatif dikatakan bahwa madu Sumbawa itu tidak bersih dan tidak murni tidak asli mungkin karena pengelolaan. Sehingga lewat pendampingan teman-teman Bale Berdaya ini kami diberikan pemahaman bagaimana cara membuat produk kami lebih unggul dan berinovasi,” ungkapnya.
Diungkapkan, ia menggeluti usaha madu sejak 4 tahun lalu dengan metode peras. Kemudian mulai efektif pada usaha madu tiris hampir 2 tahun belakangan ini. Ia semakin semangat ketika mendapat pembinaan melalui program Bale Berdaya.
“Setelah mendapat pembekalan dari teman-teman Bale Bedaya kami bisa membenahi produk kami menjadi produk yang lebih bagus dan memiliki kualitas tinggi. Hasilnya jauh berbeda, dari harga Rp 100 ribu menjadi Rp 360 per 250 ml. walaupun penjualan tetap namun nilainya meningkat 40 persen. Kami bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 10 jutaan setiap bulannya,” tambahnya.
Sementara Fitriani pemilik Bale Seafood Sumbawa yang merupakan salah satu UMKM berfokus pada olahan ikan menilai dengan pendampingan Bale Berdaya, ia dapat mengetahui kebutuhan pasar. “Bale Seafood ini berjalan 5 tahun. Tahun ke tiga sudah mulai berinovasi ke olahan ikan bage. Inilah akhirnya saya mengikuti program Bale Bedaya. Ikan bage ini ternyata banyak peminatnya,” katanya.
“Kita pemasarannya sudah banyak sesuai dengan target market, seperti di Kabupaten Sumbawa sendiri, selain itu kita juga sering melakukan pengiriman ke luar kota, bahkan luar negeri karena ada beberapa teman yang merupakan TKW dari Sumbawa yang juga berminat,” imbuhnya memaparkan.
Bale Seafood Sumbawa telah mengantongi legalitas usaha lengkap dari NIB, PIRT, NPWP hingga sertifikasi halal, termasuk HAKI. Bahkan juga mendapatkan izin BPOM yang dibantu melalui Program Bale Berdaya.
“Dengan legalitas yang dibantu oleh bale berdaya dan cara mencari market yang tepat, saat ini penjualan kita jauh meningkat. Yang hanya paling banyak dapat Rp 1 juta dalam satu bulan, sekarang bisa sampai 5, 6 juta,” terangnya.
PANDANGAN PEMDA SUMBAWA
UMKM memiliki peran dalam mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam menghapus kemiskinan dan mengurangi ketimpangan sosial. Selain itu UMKM juga dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memberikan akses ekonomi yang inklusif.
Perihak ini pun sejalan dengan harapan atau keinginan Pemerintah Daerah (Pemda) Sumbawa. “Kita menginginkan UMKM kita tumbuh menjadi pengusaha atau wirausaha muda, terutama di generasi Z milineal sebagai pendorong di sektor ekonomi,” ujar Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, E. S. Adi Nusantara.
Untuk terwujudnya harapan tersebut tidaklah mudah. Sebab, UMKM memiliki tantangan dalam bertahan. Seperti ketidaksesuaian antara produk yang ditawarkan dengan kebutuhan pasar, serta minimnya kemampuan dalam memahami perilaku konsumen secara mendalam.
Kemudian faktor lain seperti keterbatasan akses permodalan, lemahnya strategi pemasaran, hingga kurangnya keterampilan manajerial ikut berperan besar dalam memperlambat kemajuan sektor UMKM. Keseluruhan hambatan tersebut membentuk lingkaran tantangan yang saling berkaitan.
“Jangan sampai UMKM hanya muncul seperti tumbuh di musim hujan seperti jamur, lalu menghilang lagi di musim kemarau,” terang Adi. Dengan program Bale Berdaya PT AMMAN, keresahan tersebut dapat terjawab. Ini menjadi langkah baru dalam menumbuhkan UMKM di Kabupaten Sumbawa.
“Dengan adanya bale berdaya, tentu kita support karena dia mitra kita sebagai pemerintah daerah, ya kita beri ruang. Kita juga berkoordinasi untuk pelatihan UMKM dengan Provinsi maupun dengan mitra seperti AMMAN Mineral,” tambahnya. Tidak hanya itu, Pemda Sumbawa juga menginginkan agar pendampingan yang dilakukan pada UMKM dapat bertambah dan berjenjang.
“Nanti tema-teman Amman melalui Bale Berdaya bisa mengakurasi UMKM mana yang belum didampingi, mana yang sudah dilakukan pelatihan kemudian ditingkatkan kapasitasnya baik itu marketing, keuangan dan seterusnya,” katanya. Sementara Pemda Sumbawa sendiri telah mendorong agar produk dari UMKM ini dapat dilibatkan dalam kegiatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Kita juga sudah mendorong, bahwa Pemda menggunakan produk local yaitu dengan bela beli produk lokal itu, produk UMKM. Sehingga OPD yang menggelar event atau kegiatan seperti seminar dan lainnya menggunakan produk UMKM,” tandasnya.
PENJELASAN PENDAMPING BALE BERDAYA
Pendamping Program Bale Berdaya, Delia Puspita Cahyani menerangkan, Bale Berdaya merupakan program yang dirancang dengan kolaborasi antara PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dan KUMPUL sebagai wadah pemberdayaan dan penguatan UMKM Sumbawa yang tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga pendampingan berkelanjutan.
Tujuannya, agar mereka menjadi UMKM unggulan yang dapat bersaing secara regional dan nasional. “Salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu menjadi pendukung sektor pariwisata yang menawarkan produk lokal berkualitas, serta menjadi penggerak ekonomi lokal,” ujarnya.
Dalam prosesnya, Bale Berdaya menghadirkan menghadirkan pemateri expert terbaik nasional yang sekaligus pelaku usaha dari berbagai sektor seperti madu, kerajinan, kopi, makanan minuman olahan (FnB), hingga pertanian. Pembeda signifikan Bale Berdaya dibanding program lain adalah adanya pendamping/residence buddy di tujuh wilayah kecamatan.
Mereka mendampingi UMKM secara eksklusif setelah materi diberikan, hal ini memastikan para UMKM dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan teknis yang diberikan dalam keseharian bisnis. Residence buddy menjadi penggerak lokal yang juga ikut berdaya. Jadi, program ini memberdayakan dua pihak sekaligus yakni UMKM dan pemuda lokal.
Dampak nyata yang dirasakan pelaku UMKM yang didampingi adalah peningkatan kapasitas usaha, mulai dari pencatatan keuangan, digital marketing, packaging yang menarik dan representatif, pengolahan dan produk turunan yang lebih baik, kelengkapan legalitas usaha dan izin edar, metode pembayaran yang modern, hingga penguatan ekosistem bisnis.
Hasilnya, kapasitas produksi dan omzet UMKM meningkat secara signifikan. Bale Berdaya juga berjejaring dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti dari sektor logistik, perijinan, perbankan, offtakers / akses market hingga Pemerintah Daerah Sumbawa dan Provinsi NTB.
UMKM yang mengikuti program ini memiliki keinginan untuk unggul yang luar biasa. Para pelaku usaha tekun mengikuti rangkaian pelatihan dan pendampingan Bale Berdaya selama kurang lebih 2 tahun. Sebab, mereka benar-benar ingin meningkatkan kapasitas diri sebagai pelaku usaha.
Hasilnya, mereka membuktikan dapat mengembangkan usaha dengan lebih stabil, lebih percaya diri berupaya mengakses pembiayaan (untuk alat produksi, tambahan modal usaha, perluasan lokasi, dan hal lainnya) hingga melakukan penetrasi dan perluasan pasar, agar mereka bisa naik kelas lebih cepat.
Sebagai keberlanjutan, Bale Berdaya sedang berupaya untuk mengembangkan UMKM center Bale Berdaya yang berfungsi sebagai perantara antara UMKM di Kabupaten Sumbawa dengan pembeli dari Sumbawa, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Indonesia.
Pengelola diberikan penguatan tambahan untuk manajemen organisasi, proses bisnis, uji pasar, dan bisnis channel. Salah satunya adalah uji coba dalam mengoperasikan toko offline Bale Berdaya di Bandara Sumbawa dan mengembangkan konten promosi untuk penjualan online, serta memberikan pelatihan penyegaran untuk UMKM Bale Berdaya.
Dengan demikian, Bale Berdaya hadir bukan sekadar program pelatihan, melainkan ekosistem berkelanjutan untuk mendorong UMKM lebih mandiri, adaptif, dan berdaya. Program Bale Berdaya merupakan bukti nyata bagaimana sinergi antara korporasi, UMKM, dan pemerintah dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Ini tercermin dari kisah Dapoer Nuna, yang menjadikan Program Bale Berdaya bukan hanya sekedar pelatihan dan pendampingan, tetapi juga jembatan strategis bagi UMKM untuk berkembang dan menjadi bagian penting dari penggerakan ekonomi. (*)













