
NUSRAMEDIA.COM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat nampaknya akan segera membentuk tim khusus dalam misi penyelamatan dan evakuasi kecelakaan sebagai upaya memperbaiki sistem pendakian di Gunung Rinjani.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) Provinsi NTB, Yusron Hadi mengatakan pembentukan tim ini atas atensi Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal untuk memperbaiki sistem pendakian di Gunung Rinjani.
Ini menyikapi pasca insiden jatuhnya pendaki asal Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani. “Pak Gubernur sudah berkoordinasi dengan Pak Menhut bersama TNGR untuk membantu pembenahan di Gunung Rinjani,” ujarnya di Mataram.
Ia mengatakan untuk tahap awal, Pemprov NTB akan melatih 12 orang yang merupakan warga asli Rinjani untuk menjadi tim penyelamat dan evakuasi apabila terjadi insiden kecelakaan di Gunung Rinjani.
Tim ini dilatih oleh instruktur-instruktur profesional bersertifikat nasional dan internasional dari anggota FPTI. “Untuk tahap pertama pelatihan dilaksanakan 10 hari,” kata mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB itu.
“Pemateri pelatihan ini di bimbing oleh lembaga pelatihan yang tergabung di FPTI,” sambung Yusron Hadi. Selain membentuk tim penyelamat, Pemprov juga akan memperbaiki identitas atau citra ke Gunung Rinjani.
Karena selama ini, dalam promosi-promosi terkait Rinjani dipasarkan sebagai tempat trekking atau tempat jalan kaki bukan sebagai tempat mountaineering atau pendakian gunung.
“Nah terkait ‘branding’ kita akan perbaiki. Karena naik Rinjani ini bukan seperti naik di bukit-bukit seperti di dalam serial Teletubbies. Tapi pendakian yang membutuhkan keterampilan, keahlian, dan fisik yang prima,” tegasnya.
Tak hanya itu, Yusron Hadi juga menyatakan bahwa, disejumlah jalur pendakian bakal diperbanyak pemasangan rambu-rambu peringatan dan tanda bahaya agar para pendaki bisa lebih waspada selama melakukan pendakian.
Termasuk juga, sambung dia, pendirian pos-pos evakuasi, sehingga memudahkan tim penyelamat ketika terjadi kecelakaan. Sejumlah perwakilan apparel olahraga gunung yang juga bagian anggota FPTI, Dison mengaku pihaknya bersama yang lain diminta oleh Gubernur NTB membantu memperbaiki sistem penyelamatan dan evakuasi di Rinjani.
“Sesuai arahan Pak Gubernur kita akan membentuk tim resque (penyelamat) yang berasal dari warga setempat, mulai porter, gaet dan relawan. Mereka ini kita berikan pelatihan dan diberikan sertifikat,” katanya.
“Dengan standar nasional dan internasional di bawah Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan Federasi Pendakian dan Pendakian Gunung Internasional (UIAA) sehingga sistem resque di Rinjani berkelas internasional,” lanjutnya.
Diharapkan dari mereka yang sudah diberikan pelatihan akan menularkan pada porter dan guide lain di Rinjani, sehingga lebih banyak orang bisa memiliki keahlian penyelamat dan evakuasi semakin baik buat pendakian ke Rinjani ke depannya.
“Dan juga sesuai arahan Gubernur NTB, jalur-jalur pendakian diperbaiki, sehingga mendukung proses kelancaran evakuasi. Jangan tim penyelamat sudah bagus tapi jalur-nya belum bagus, termasuk ada disiapkan pos yang nantinya bertugas,” tutupnya. (red)
