NUSRAMEDIA.COM — Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi NTB terus berupaya maksimal agar pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 bisa berjalan dengan baik.
“Harus bisa terlaksana dengan baik. Sebab kalau tidak, maka tentu akan sangat mempengaruhi prestasi olahraga kita,” kata pria yang juga sebagai Caleg DPR RI Terpilih Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa dari Partai NasDem ini di Kota Mataram, kemarin.
Diketahui Pelatda 43 cabang olahraga (cabor) KONI NTB telah berlangsung sejak tanggal 12 Januari 2024. Hanya saja, karena terbentur keterbatasan anggaran yang dimiliki, KONI NTB sendiri harus membagi pelaksanaan Pelatda dalam tiga kategori yakni kategori Grade A, Grade B dan Grade C.
“Grade A yakni mereka yang mendapat rangking 1 sampai 4 pada saat Pra PON. Jadi peluang emasnya lebih besar. Kemudian kelompok kedua adalah yang grade B yakni para atlet yang pada saat Pra PON meraih rangking 4 sampai 8. Sisanya masuk kedalam Grade C,” jelas Mori Hanafi.
Diungkapkan mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB tersebut, bahwa dari total jumlah atlet yang mengikuti pelaksanaan Pelatda yakni sekitar 261 orang atlet. Sementara yang baru mengikuti Pelatda sekitar 152 orang atlet. Sisanya sekitar 109 orang atlet akan diupayakan untuk segera dipelatdakan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat jika ada persetujuan Pemda pelaksanaan Pelatda grade B dan C bisa segera kita laksanakan. Mengingat target medali emas kita di PON XXI nanti adalah 20 emas dan ini target yang enggak main-main yang harus dicapai,” tegas pria yang juga sebagai Ketua Asprov PSSI NTB tersebut.
“Makanya pelaksanaan pelatda untuk kelompok grade B dan C ini harus segera dilakukan,” sambung Mori Hanafi. Menurutnya, prestasi olahraga NTB di PON XX Papua dan pasca PON XX tersebut meningkat secara signifikan. Hal ini juga ditandai dengan peningkatan jumlah cabor dari NTB yang lolos pelaksanaan PON XXI 2024 yakni sebanyak 43 Cabor.
“Ini sebenarnya sejarah yang menunjukan prestasi olahraga NTB sudah pada jalannya. Biasanya kita hanya mampu meloloskan 26 xabor saat PON Jabar. Saat PON XX Papua pun hanya 19 cabor yang lolos. Sekarang yang lolos 43 Cabor. Waktu di PON Papua hanya 104 orang, sekarang meningkat menjadi 261 orang atlet. Artinya ini naik 2 kali lipat. Prestasi yang cukup baik,” bebernya.
Namun dibalik meningkatnya prestasi olahraga NTB, disisi yang lain menurutnya, menghadapi satu kendala utama yakni kendala pada soal ketersediaan anggaran. “Prestasi tinggi, tapi anggaran kita tidak tercukupi. Makanya, kami membuat kreasi dengan membagi Pelatdanya dengan grade, kemudian meminta persetujuan PJ untuk pelaksanaan Pelatda grade B dan C, dan pelibatan pihak swasta harus ditingkatkan,” jelasnya.
“Nah ketika pelatda ini tidak disegerakan pasti akan berpengaruh terhadap pencapaian target 20 emas di PON 21 nanti. Sebab patokannya itu pada pelatda. Pelatda itukan latihan yang dilakukan secara tersentral selama kurun waktu tertentu. Kalau yang Grade A biasanya 8 bulan. Kalau Grade B dan C ini bisa dilakukan selama 6 bulan,” tutup Mori Hanafi. (red)