

NUSRAMEDIA.COM — Setelah menjabat sekitar 9 bulan lamanya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Titp Karnavian mencopot Lalu Gita Ariadi dari jabatannya sebagai Penjabat (Pj) Gubernur NTB.
Ini tertuang dalam Surat Kemendagri Nomor 100.2.1.3/2817/SJ perihal undangan pelantikan Penjabat Gubernur. Dalam surat yang dikeluarkan 21 Juni tersebut, Mendagri akan melantik sebanyak tiga Pj Gubernur.
Diantaranya adalah wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. “Dalam rangka pelantikan Penjabat Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat,” tulis Plt Sekretaris Jenderal Kemendagri Komjen Tomsi Tohir sebagaimana surat yang dikutip NUSRAMEDIA, Sabtu (22/06/2024).
Pelantikan Pj Gubernur NTB yang baru, menurut jadwal akan dilaksanakan pada Senin 24 Juni 2024 pukul 15.30 WIB di Sasana Bhakti Praja (SBP) Lantai 3 Gedung C Kemendagri Jalan Medan Merdeka Utara No. 7, Jakarta Pusat.
INI KATA LALU GITA ARIADI
Adapun informasi beredar untuk pengganti Lalu Gita Ariadi, yakni Mayjen TNI (Purn) Hasanuddin. Terkait hal ini, Lalu Gita Ariadi membenarkan bahwa telah menerima undangan pelantikan Pj Gubernur NTB yang baru.
Lalu Gita juga menyatakan pergantian Pj ini memang sudah waktunya dan bukan suatu hal yang luar biasa. Bahkan dia mengaku sebelumnya telah dievaluasi sebanyak 3 kali dan mengikuti video conference soal pergantian Pj ini.
“Sudah tiga kali di evaluasi istilahnya evaluasi triwulan dan memang sudah waktunya, sebelumnya juga kita sudah vicon terkait pergantian ini, tidak ada masalah, pergantian ini juga bukan sesuatu yang luar biasa,” kata Lalu Gita, Sabtu (22/06/2024).
Menurut dia, pergantian jabatan PJ Gubernur ini juga karena pertimbangan akan maju pada Pilgub NTB 2024. “Kita sudah sampaikan ke pak Tito bahwa saya akan maju pada kontestasi Pilgub NTB dan ini menjadi pertimbangan pak menteri juga mengganti saya,” Ucap Gita.
Lalu Gita mengaku dirinya telah mempersiapkan surat pengunduran diri sebagai Pj Gubernur NTB. Sesuai Permendagri yang baru setiap Pj yang berkeinginan maju pada Pemilihan Kepala daerah harus menyampaikan surat pengunduran diri 40 hari sebelum pendaftaran di KPU.
“Sejatinya saya sudah mempersiapkan surat pengunduran diri sebagai Pj karena saya akan maju pada Pilgub NTB, tetapi karena surat pergantian yang datang duluan maka saya tidak perlu lagi mengirimkan surat pengunduran diri,” katanya.
Dikatakannya pula, setelah tidak lagi menjabat sebagai Penjabat Gubernur NTB, posisi Miq Gita akan kembali ke jabatan awal yakni Sekretaris Daerah (Sekda) NTB. “Setelah tidak menjadi PJ ya kita kembali ke jabatan pangkal yakni sebagai Sekda lagi,” ujar Lalu Gita.
Lalu Gita juga menyatakan selama menjabat sebagai Pj Gubernur NTB terdapat empat tugas utama yang harus di kerjakan yakni penurunan kemiskinan ekstrim, penurunan stunting, pengendalian inflasi dan menyukseskan pemilihan umum dan pemilihan presiden.
Dari ke empat tugas tersebut juga diklaim telah sukses dilaksanakan meski menjabat sebagai PJ selama sembilan bulan. “Penurunan kemiskinan ekstrim terus berproses, sedangkan penurunan stunting alhamdulilah angka stunting kita turun 8,1 persen dari 32,7 persen angka stunting, pengendalian inflasi kita mendapatkan penghargaan terbaik sebagai provinsi terbaik di wilayah Nusa Tenggara dan pemilu atau pilpres berjalan aman di NTB,” jelasnya.
Selain kembali ke jabatan semula yakni sebagai Sekda NTB yang mengatur ritme birokrasi di Pemprov NTB, Lalu Gita Ariadi juga menegaskan akan mengawal secara penuh masa transisi dari Pj sebelumnya ke Pj yang baru.
Bahkan Lalu Gita telah menunjuk ajudan dan protokoler untuk Pj Gubernur NTB yang baru. Selain itu akan mempersiapkan acara penyambutan untuk Pj Gubernur yang baru.
“Saya sudah perintahkan untuk ajudan dan protokoler Pj Gubernur yang baru walaupun nanti misalnya Pak Pj yang baru membawa ajudan tetapi kita tetap mempersiapkan segala kebutuhan Pj yang baru ini termasuk nanti acara penyambutan,” beber Miq Gita.
Lalu Gita kembali menegaskan bahwa pergantian Pj Gubernur ini adalah proses administrasi dan sesuai kebutuhan nasional. Sebagai seorang ASN, kata Lalu Gita, harus siap ditempatkan dan ditugaskan dimana saja. “Konsekwensi sebagai ASN ditugaskan siap dimana saja, tegak lurus terhadap pemerintah,” tutupnya. (red)