Sudirsah Sujanto selaku Ketua Dewan Pengawas Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Provinsi NTB yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi NTB sekaligus Ketua OKK DPD Partai Gerindra NTB. (Ist)
Sudirsah Sujanto selaku Ketua Dewan Pengawas Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Provinsi NTB yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi NTB sekaligus Ketua OKK DPD Partai Gerindra NTB. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Tepat Senin 12 Mei 2025 ini, umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, memperingati Hari Raya Waisak.

Berbagai vihara dan candi, perayaan Waisak menjadi momen sakral yang mengingatkan kembali pada nilai-nilai luhur ajaran Buddha.

Yakni Cinta Kasih, Kebijaksanaan, dan Pembebasan dari Penderitaan. Hari Waisak sendiri memperingati tiga peristiwa suci.

Yaitu dalam kehidupan Sang Buddha Gautama yang dikenal sebagai Tri Suci Waisak. Pertama, Kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama di Taman Lumbini.

Kedua, Pencapaian Penerangan Sempurna (Bodhi) di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya. Ketiga, Parinibbana atau wafatnya Sang Buddha di Kusinara.

Menurut Ketua Dewan Pengawas Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Provinsi NTB, Sudirsah Sujanto, bahwa ketiga peristiwa itu menjadi landasan penting dalam ajaran Buddha.

Baca Juga:  Johan Rosihan Terima Aspirasi FKPL KSB Soal Larangan Ekspor Konsentrat

“Mengajarkan umat manusia untuk hidup penuh kesadaran, menghindari kebencian, dan membebaskan diri dari keinginan yang menjadi sumber penderitaan,” ujarnya.

Oleh karenanya, pria yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi NTB itu mengajak umay Buddha hidup penuh kesadaran.

“Nah, untuk itu sekali lagi jauhi kebencian, kembangkan cinta kasih, hindari keinginan yang menyebabkan penderitaan,” ajaknya lagi.

Sudirsah Sujanto juga mengungkapkan, bahwa suasana Waisak tahun ini, para bhikkhu dan umat menggelar puja bakti, meditasi bersama.

Baca Juga:  Rumah Aspirasi Johan Rosihan Gelar Maulid Nabi : "Teguhkan Cinta Rasulullah dalam Kehidupan Berbangsa"

Termasuk melakukan pelepasan lampion. Ini sebagai simbol pelepasan penderitaan dan harapan menuju kebahagiaan sejati.

Ditegaskan pula oleh Ketua OKK DPD Partai Gerindra NTB itu, bahwa tidak hanya sebagai perayaan spiritual, Waisak juga menjadi ajakan untuk refleksi diri.

“Penghormatan atau puja tertinggi pada Buddha adalah dengan melaksanakan Dhamma dalam berbagai segi kehidupan,” jelasnya.

“Baik kehidupan sehari-hari, beragama, berbangsa dan bernegara,” kata Legislator Udayana jebolan Dapil Lombok Barat-Lombok Utara itu.

Refleksi dari Waisak mendorong semua kalangan, tidak hanya umat Buddha, untuk memperkuat nilai kemanusiaan.

Sudirsah Sujanto pun lantas mengutip sebagaimana Sang Buddha pernah bersabda dalam Dhammapada Syair ke-5.

Baca Juga:  Legislator PKS Tekankan Pentingnya Pelibatan Masyarakat Tuntaskan Tugas Pemerintah

“Kebencian tidak akan berakhir dengan kebencian, tetapi hanya dengan cinta kasih. Itulah hukum abadi,” tegas pria yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Lombok Utara tersebut.

Maka dari itu, Sudirsa Sujanto mengajak bahwa dalam semangat momen Waisak, agar semua dapat menanam benih kebaikan.

“Dalam semangat Waisak, marilah kita menanam benih-benih kedamaian, mulai dari dalam diri, agar semua ikut berubah,” ajaknya.

“Seperti Sang Buddha mengajarkan, damai dimulai bukan dari luar, melainkan dari hati yang bersedia memahami dan mengasihi tanpa syarat,” demikian Sudirsah Sujanto. (red)