Direktur MY Institute, Miftahul Arzak. (Ist)
Direktur MY Institute, Miftahul Arzak. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Secara resmi dan terbuka, MY Institute merilis hasil survei evaluatif 100 hari kinerja Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa periode 2025-2029, Syarafuddin Jarot-Mohamad Ansori (Jarot-Ansori) pada Rabu (04/06/2025).

Direktur MY Institute, Miftahul Arzak didampingi Peniliti MY Institute Yadi Satriadi mengungkapkan bahwa, survei ini dilakukan untuk mengukur persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat.

Terutama terhadap arah kepemimpinan baru Kabupaten Sumbawa di periode 2025–2029. Survei dilakukan terhadap 400 responden dari seluruh kecamatan di Kabupaten Sumbawa,” ungkapnya.

Menurut Yadi Satriadi, metode yang digunakan adalah Double Sampling, yaitu memilih responden melalui survei tatap muka terdahulu dan kemudian melakukan pengambilan data via telepon secara acak menggunakan metode stratified random sampling.

Baca Juga:  APBD NTB 2026 Harus Efektif, Tepat Sasaran dan Berpihak kepada Masyarakat

“Pengumpulan data dilakukan pada 22–28 Mei 2025 dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error ±5%. Proses pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara berpengalaman yang diawasi langsung oleh tim metodologi MY Institute,” jelasnya.

“Sebanyak 1.147 kontak dihubungi dari total data 8.140 kontak, dengan 400 responden berhasil diwawancarai. Distribusi responden mencerminkan peta persebaran penduduk menurut data KPU dan BPS. Hal ini memberi keyakinan bahwa temuan ini representatif secara wilayah dan demografi,” imbuhnya.

Dari sisi visi dan misi, kata Yadi Satriadi, sebanyak 69% masyarakat menyatakan pernah mendengar visi “Sumbawa Unggul, Maju dan Sejahtera”, namun hanya 52,8% yang menilai penyebarannya efektif. Mayoritas masyarakat lebih sering mengakses informasi melalui Facebook (71%), Instagram (31,5%), dan WhatsApp Group (30%), menunjukkan bahwa pemerintah perlu memperkuat strategi komunikasi digital.

Baca Juga:  Tim Ekspedisi Patriot ITS dan Pemda Sumbawa Gelar FGD Kawasan Transmigrasi

Berbagai sektor strategis juga dievaluasi. Peningkatan pelayanan publik mendapat persetujuan dari 43,8% masyarakat, sementara 56,2% belum merasakan dampak signifikan. “Akses informasi dinilai mudah oleh 54,2% masyarakat. Sektor pelayanan kesehatan menjadi sorotan positif dengan 60,2% masyarakat menyatakan adanya perbaikan dalam 100 hari terakhir,” tuturnya.

Diungkapkan pula, bahwa program bantuan sosial dinilai tepat sasaran oleh 59% masyarakat, dan dukungan terhadap pelaku UKM mendapat apresiasi sebesar 62,5%. Di sisi lain, perbaikan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah besar. Hanya 47,4% masyarakat yang merasa ada perbaikan, sementara 47,8% menyatakan belum terlihat perubahan.

“Ketika ditanya mengenai isu paling mendesak, mayoritas masyarakat menyebut infrastruktur sebagai prioritas utama yang harus segera ditangani, disusul oleh lapangan pekerjaan dan pertanian. Hal ini menunjukkan pentingnya kebijakan yang berpihak pada pembangunan dasar dan ekonomi rakyat,” terang Yadi Satriadi.

Baca Juga:  Resmi Teken MoU, Tiga Provinsi Bentuk Blok Ekonomi Baru : "Bali-NTB-NTT Siap Berlari Kencang"

Menariknya, masih kata dia, tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jarot–Ansori berada pada angka 59,7%, dan tingkat optimisme masyarakat mencapai 77,7%. “Ini menunjukkan kepercayaan publik yang tinggi meskipun masih ada ruang untuk perbaikan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur MY Institute Miftahul Arzak dalam penutupannya menyatakan bahwa, hasil survei ini adalah cermin suara publik. “Ada semangat, ada dukungan, tapi juga ada pesan korektif. Semua itu adalah energi positif bagi pemerintahan ke depan,” pungkasnya. (red)