Pembangunan infrastruktur untuk pertanian yang dilakukan secara bersama-sama. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Kabupaten Sumbawa terus memaksimalkan segala potensi yang ada. Terutama dalam memperkuat ketahanan pangan di wilayah kering dan terpencil.

Program ini menjadi bagian strategi pemerataan pembangunan sektor pangan di Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa. Program menyasar di daerah mengalami keterbatasan air.

Seperti Ropang, Lantung, Orong Telu, dan Bantulanteh. Pembangunan infrastruktur ini meliputi sumur dalam, cek dam, kantong air, irigasi perpipaan dan perpompaan.

Kemudian, rehabilitasi bendung, jaringan irigasi tersier, sumur gali, sumur dangkal, serta 6 kilometer jalan usaha tani.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Ni Wayan Rusmawati mengatakan, program ini menjadi implementasi visi pemerintahan Jarot–Ansori untuk membangun dari pinggiran.

“Pemerintah ingin semua petani, termasuk di daerah upland, memiliki akses air yang layak untuk pertanian. Ini bentuk komitmen pemerataan pembangunan,” ujarnya, Senin (10/11) lalu.

Rusmawati menambahkan, ketersediaan air menjadi fondasi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. Pembangunan infrastruktur secara serentak di seluruh kecamatan ini.

Baca Juga:  Ketua DPRD NTB Tekankan Penguatan Sistem Peringatan Dini dan Transparansi Anggaran Bencana

Harapannya mampu mengurangi ketimpangan antarwilayah, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Selain aspek fisik, pemerintah juga menekankan agar program pertanian memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

“Pak Bupati dan Wakil Bupati memberikan perhatian penuh agar pembangunan tidak berhenti pada proyek fisik saja. Tetapi benar-benar bermanfaat bagi petani,” katanya.

Program ini menegaskan komitmen Pemkab Sumbawa dalam membangun daerah pinggiran secara merata, dan menjadikan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi lokal.

Pemerintah menargetkan, infrastruktur yang dibangun akan meningkatkan produksi pangan lokal dan menjamin pasokan pangan tetap stabil di tengah tantangan perubahan iklim.

“Investasi air ini adalah langkah jangka panjang untuk pertanian Sumbawa yang lebih tangguh dan mandiri,” tambah Rusmawati.

SEJALAN DENGAN KOMITMEN PEMPROV NTB

Baca Juga:  HUT NTB ke-67 : "Gerak Cepat, NTB Hebat"

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah. Seperti halnya pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi menegaskan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.

Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan Agromaritim; yang fokusnya untuk membentuk Eko sistem industri Agromaritim dari hulu ke hilir.

Dukungan diprioritaskan untuk menguatkan swasemenda pangan serta hilirisasi dan industri pengolahan. “Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).

“Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” sambung Iswandi.

Langkah ini, masih dikatakan Kepala Bappeda Provinsi NTB itu, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

Baca Juga:  Anggota DPRD NTB Salman Alfarizi Dorong Pendirian Fakultas Kedokteran di Sumbawa

“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus kita kembangkan,” ujar Kaban Iswandi. Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus.

Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya diintegrasikan dengan pariwisata Bali dan NTT.

Pariwisata NTB terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT sehingga diperkuat dari sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.

“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi Hub pariwisata internasional,” ujarnya.

“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (*)