Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal saat menghadiri acar Syariah Financial Fair (SYAFIF) 2025 yang digelar di Lombok Epicentrum Mall. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa keuangan syariah memiliki peran penting dalam memberikan kepastian bagi dunia usaha, terutama di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini.

Hal tersebut disampaikan saat membuka acara Syariah Financial Fair (SYAFIF) 2025 yang digelar di Lombok Epicentrum Mall, Jumat (3/10). Dalam sambutannya, Gubernur NTB Miq Iqbal menyampaikan bahwa sektor keuangan merupakan sektor paling rentan.

Ia mencontohkan, perubahan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) bisa langsung berimbas pada kondisi pasar keuangan dunia. “Di tengah-tengah kondisi global yang semakin penuh ketidakpastian, satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Di sinilah keuangan syariah memiliki arti penting, karena memberikan kepastian bagi banyak pengusaha,” ujar Miq Iqbal.

Baca Juga:  Dewan Pertanyakan Anggaran BTT 2026

Menurutnya, momentum peralihan masyarakat ke keuangan syariah sudah terlihat sejak krisis ekonomi 1998, ketika banyak pengusaha kesulitan membayar kredit akibat lonjakan suku bunga konvensional. “Kelebihan keuangan syariah adalah memberi kepastian bagi dunia usaha. Karena itu, upaya kita untuk memasyarakatkan keuangan syariah saat ini hadir di momentum yang sangat tepat,” tambahnya.

Iqbal juga memberikan apresiasi kepada Gubernur NTB sebelumnya, Tuan Guru Bajang, yang telah mengambil keputusan strategis mengubah Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah. Ia menegaskan, transformasi tersebut merupakan aset berharga yang harus terus dirawat dan diperkuat.

Baca Juga:  Semarak HUT DWP NTB ke-26, Momentum Pererat Silaturahmi dan Kekompakan Anggota

Lebih lanjut, Miq Iqbal menekankan bahwa arah ke depan bagi institusi keuangan syariah harus lebih fokus pada sektor riil, khususnya pembiayaan untuk UMKM, mikro, dan ultra mikro. Ia menilai, penguatan ekonomi umat hanya dapat terwujud bila sektor usaha kecil mendapatkan dukungan kepastian dari lembaga keuangan syariah.

“Umat ini tidak akan pernah kuat selama ekonominya lemah. Dakwah pun tidak akan pernah berhasil tanpa ekonomi yang kuat. Karena itu, institusi keuangan syariah harus memperdalam keterlibatannya dalam pembinaan UMKM, mikro, dan ultra mikro. Di situlah tempat kita beribadah dan memberi manfaat,” pungkasnya.

Baca Juga:  Bank NTB Syariah Raih Penghargaan “Bank Dengan Sinergi Program Akselerasi QRIS Terbaik” pada Anugerah BI NTB 2025

Acara Syariah Financial Fair (SYAFIF) 2025 ini merupakan edisi kelima dan untuk pertama kalinya digelar di Mataram. Kegiatan ini menghadirkan berbagai institusi keuangan syariah, pelaku UMKM, serta masyarakat luas sebagai bentuk komitmen bersama dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah di NTB. (Adv/*)