
NUSRAMEDIA.COM — Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTB, H. Sambirang Ahmadi, S.Ag., M.Si, melaksanakan Reses Masa Persidangan I Tahun 2025-2026 pada sejumlah perguruan tinggi di Kabupaten Sumbawa.
Dikesempatan ini, Legislator Udayana dari Fraksi Partai Keadilan Sejahteta (PKS) itu menyambangi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang berada dibawah naungan Yayasan Dea Mas.
Tak hanya itu, Sambirang Ahmadi juga mengunjungi STKIP Paracendekia NW Sumbawa yang dikelola oleh Yayasan Paracendekia Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
“Kegiatan ini menjadi forum dialog terbuka antara wakil rakyat, civitas akademika dan mahasiswa mengenai peran strategis kampus dalam mendukung tiga atau ‘triple’ agenda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB,” ujarnya.
“Yaitu, pertama soal kemiskinan ekstrem nol persen. Kedua, ketahanan pangan yang kuat dan ketiga, pariwisata berkelas dunia (pariwisata mendunia),” sambung Sambirang Ahmadi kepada media ini, Sabtu (01/11/2025).
MEMAHAMI EKONOMI BIRU, HIJAU & SIRKULAR
Dikesempatan itu, wakil rakyat di Udayana jebolan Dapil V Sumbawa-Sumbawa Barat itu menjelaskan bahwa, ketiga agenda besar NTB sangat erat kaitannya dengan transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Yakni, lanjut Sambirang Ahmadi, yang mencakup ekonomi biru, ekonomi hijau dan ekonomi sirkular. Dia menekankan, ekonomi biru adalah pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir secara berkelanjutan.
Seperti perikanan, budidaya rumput laut, energi laut serra wisata bahari yang ramah lingkungan. “Pulau Sumbawa dengan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan perairan Dompu memiliki potensi besar untuk sektor ini,” katanya.
Kemudian ekonomi hijau, dijelaskannya, fokus pada pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang menjaga keseimbangan ekologi. Seperti pertanian organik, peternakan berkelanjutan, energi terbarukan, dan kehutanan lestari.
“Kawasan hutan Sumbawa, agroforestri, pertanian organik dan energi surya menjadi contohnya,” ungkap Haji Sam akrabnya Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTB itu disapa.
Selanjutnya, ekonomi sirkular, menurut dia, menekankan prinsip “mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang” (reduce–reuse–recycle) agar limbah dan sumber daya dapat menjadi bahan baku baru bagi industri dan UMKM lokal.
Contohnya, diungkapkan Sambirang Ahmadi adalah, seperti halnya pengolahan limbah peternakan menjadi biogas, atau limbah perikanan menjadi pupuk dan bahan pakan. “Ketiga pendekatan ekonomi ini sangat relevan untuk NTB,” ujarnya.
“Bila dikolaborasikan dengan riset kampus, kita bisa menurunkan kemiskinan ekstrem, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus menciptakan pariwisata yang mendunia namun tetap lestari,” imbuhnya.
DISKUSI DINAMIS DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA (UTS)
Diskusi di UTS berlangsung hidup dan substansial. Melibatkan berbagai program studi-Bioteknologi, Konservasi Sumber Daya Alam, Peternakan, Teknik Metalurgi, Ekonomi Bisnis, Manajemen, Informatika dan lainnya.
Civitas akademika membahas bagaimana riset dan inovasi kampus dapat memberi dampak nyata bagi pembangunan daerah. Adapun sejumlah aspirasi dan usulan yang muncul. Antara lainnya seperti perbaikan infrastruktur kampus dan fasilitas riset.
Kemudian, pengadaan alat analisis nutrisi pakan untuk mendukung riset peternakan. Selanjutnya, upaya menghentikan deforestasi dan memperkuat konservasi sumber daya alam. Ternasuk dukungan bagi peneliti muda dan pelaku ekonomi sirkular.
Tak hanya itu, mencuat juga soal pentingnya hilirisasi riset kampus agar terhubung dengan dunia usaha dan kebijakan pemerintah. “Kampus seperti UTS adalah mitra intelektual daerah,” tuturnya.
“Mereka tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga ide dan inovasi yang bisa menjadi bahan kebijakan dan sumber solusi konkret,” kata Sambirang Ahmadi menambahkan.
FOKUS PENDIDIKAN & PEMBERDAYAAN DI STKIP PARACENDEKIA NW SUMBAWA
Dewan Sambirang Ahmadi juga mengungkapkan aspirasi yang terjaring pada saat reses di STKIP Paracendekia NWDI. Menurutnya, dalam pertemuan di kampus tersebut diskusi lebih menyoroti sektor pendidikan.
Termasuk soal beasiswa, pemberdayaan pemuda, dan penguatan kapasitas UMKM. “Mahasiswa dan dosen berharap agar Pemprov memperkuat dukungan bantuan pendidikan,” katanya.
“Termasuk juga diharapkan dapat memperluas akses beasiswa daerah, dan meningkatkan kemitraan antara dunia pendidikan dan dunia industri,” lanjut Sambirang mengungkapkan.
“Selain itu, mereka juga menyoroti pentingnya pemberdayaan pemuda dan mahasiswa untuk terlibat dalam program sosial, digitalisasi UMKM, serta pengembangan startup lokal yang berbasis inovasi,” imbuhnya.
TANGGAPAN & ARAH KEBIJAKAN NTB
Menanggapi beragam usulan tersebut, Sambirang Ahmadi menyampaikan bahwa semua aspirasi civitas akademika selaras dengan arah RPJMD NTB 2024–2029, yang menekankan pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
“Triple agenda NTB bukan hanya target angka, tetapi arah moral pembangunan: memastikan tidak ada warga yang tertinggal, pangan kita aman, dan pariwisata kita mendunia namun tetap berakar pada budaya dan kelestarian alam,” jelasnya.
“Saya menegaskan bahwa pemerintah provinsi sangat terbuka terhadap hasil riset kampus dan mendorong kolaborasi triple helix-pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha-untuk mempercepat pencapaian ketiga agenda besar tersebut,” tambahnya.
KOLABORASI KAMPUS UNTUK MASA DEPAN NTB
Menutup giat resesnya, Sambirang Ahmadi lantas mengajak agar kampus-kampus yang ada di Pulau Sumbawa untuk terus dapat berperan aktif dalam riset dan inovasi yang aplikatif.
Kampus, masih kata polisiti PKS tersebut, diharapkan menjadi pusat gagasan pembangunan, laboratorium kebijakan, dan inkubator inovasi bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTB.
“Kampus jangan hanya meneliti untuk jurnal, tapi meneliti untuk masyarakat. Dari ruang kuliah dan laboratorium kampus lahir solusi nyata bagi pangan, lingkungan, dan ekonomi rakyat. Sumbawa bisa jadi contoh bahwa ilmu pengetahuan bisa menggerakkan pembangunan daerah,” pungkas Sambirang Ahmadi. (red)













