KESEHATAN

Revitalisasi Posyandu Solusi Tuntaskan Persoalan Dasar Masyarakat dari Hulu

NUSRAMEDIA.COM, LOMBOK TENGAH — Suasana akrab terlihat pada saat Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah didampingi Ketua Dekranasda NTB Hj Niken Saptarini Zulkieflimansyah makan siang bersama Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto bertempat di ruang VIP Bandara, Lombok Tengah, Kamis, (5/12).

Menteri Kesehatan melakukan sejumlah kegiatan di Lombok seperti meninjau RSUD Provinsi NTB hingga meninjau Puskemas Kuripan, Lombok Barat (Lobar). Bagi Terawan, kedatangannya ke NTB tidak lengkap rasanya kembali ke Jakarta sebelum menikmati ayam taliwang.

“Saya paling senang kalau diajak makan, apalagi menunya bebalung dan ayam taliwang” ungkap Menkes sambil tertawa lepas.

Disela-sela santap siang, Terawan berbincang santai bersama Wakil Gubernur NTB membahas terkait dengan stunting dan program Posyandu. Terawan mengatakan, dalam RPJMN 2020-2024 penekanan angka stunting ditargetkan menjadi 19 persen pada 2024 dari yang saat ini 30,8 persen (Riskesdas 2018).

Terawan mengaku upaya ini harus dilakukan dengan semaksimal mungkin dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Strategi nasional dalam menurunkan stunting dilakukan dengan intervensi gizi spesifik atau langsung menyasar anak yakni untuk anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Upaya yang dilakukan di antaranya pemberian obat atau makanan untuk ibu hamil atau bayi berusia 0 sampai 23 bulan. Kemudian, intervensi gizi sensitif yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan, antara lain penyediaan air bersih atau sanitasi, pendidikan gizi, dan ketahanan pangan dan gizi.

Strategi penurunan stunting ini kata Terawan, harus dilakukan dengan bersinergi melibatkan beberapa Kementerian dan Lembaga serta koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Yang paling penting integrasi dan kolaborasi. Untuk tahun ini target stunting sedang kami hitung dalam terjemahan Renstra Kemenkes 2020-2024. RPJMN sudah mengamanahkan itu (penurunan stunting hingga 19 persen), actionnya ada di Renstra. Kami sudah memiliki tekad untuk membuat masyarakat sehat, produktif, dan mandiri. Sampai saat ini sedang kami lakukan untuk masyarakat,” kata Terawan

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan bahwa, program Revitalisasi Posyandu penting dilakukan, peran dan fungsi Posyandu yang langsung bersentuhan dalam menyelesaikan masalah dasar masyarakat dari hulu.

“Kami di NTB berusaha supaya masalah-masalah yang ada di tengah masyarakat itu diselesaikan dari hulunya. Untuk itu, keberadaan Posyandu yang berada di setiap dusun harus dapat dioptimalkan keberadaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah dasar yang ada di masyarakat,” jelasnya.

Umi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB, menjelaskan saat ini penderita stunting di NTB berada pada angka 33,49 persen yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB. “Jika Posyandu telah berjalan efektif dan optimal, penderita stunting di NTB akan dapat diturunkan,” jelasnya.

Untuk menjalankan program revitalisasi Posyandu ini, tambah Wagub, pihaknya mengajak seluruh kepala desa untuk dapat menganggarkan biaya untuk Posyandu melalui dana desa. “Melalui dana desa yang jumlahnya cukup besar, kami mengajak para kepala desa supaya menganggarkan minimal Rp150.000 untuk insentif kader Posyandu,” ucap Umi Rohmi.

Semuanya itu, lanjut Umi Rohmi, dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan Pemerintah Provinsi NTB kepada anak bangsa. “Kami yakin, anak-anak kita di NTB adalah aset bangsa, kita harus jaga bersama,” tutup Wagub NTB. (red)