Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal memaparkan secara langsung berbagai inovasi Pemerintah Provinsi NTB. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal memaparkan secara langsung berbagai inovasi Pemerintah Provinsi NTB pada penilaian 8 besar ajang Innovative Government Award (IGA) 2025.

Presentasi tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya dan dihadiri daring bersama 8 pemimpin daerah terpilih, termasuk NTB, Selasa (04/11) kemarin.

Dalam sambutannya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya menegaskan bahwa semangat inovasi harus menjadi bagian dari budaya birokrasi modern.

“Pemerintah daerah yang inovatif bukan hanya yang memiliki banyak aplikasi atau proyek digital, tetapi yang mampu membangun sistem pemerintahan yang hidup, adaptif dan berkelanjutan,” ujarnya.

“Inovasi sejati adalah yang melembaga lintas kepemimpinan,” sambung Wamendagri Bima. Menurutnya, Indonesia kini berada pada fase penting untuk keluar dari middle income trap.

Untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi, dibutuhkan visi nasional lintas generasi, kepemimpinan yang efektif, kemandirian ekonomi serta kolaborasi dan inovasi di semua sektor.

Wamendagri Bima Arya juga memberikan apresiasi bagi seluruh kepala daerah yang konsisten menumbuhkan budaya inovasi. “Kita tidak sedang berlomba mencari penghargaan, tetapi berlomba memberikan manfaat,” jelasnya.

Baca Juga:  Pemprov NTB Gelar FGD Penataan Kelembagaan, Siapkan Birokrasi Lebih Adaptif dan Modern 2026

“Inovasi yang baik adalah yang hidup terus bahkan ketika pemimpinnya berganti,” sambungnya. Sementara itu, dalam paparannya Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad menegaskan komitmen Pemprov NTB.

Terutama dalam membangun ekosistem inovasi yang sehat, adaptif dan berkelanjutan. Melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), Pemprov NTB telah menyeleksi 139 inovasi dari berbagai OPD dan mitra kerja sama.

Dari proses tersebut, terpilih dua inovasi unggulan, yakni di bidang pertanian non-digital dan layanan kesehatan digital. “NTB tidak ingin inovasi berhenti di panggung penghargaan,” tegasnya.

“Kami ingin inovasi hidup di lapangan, menjadi sistem kerja, menjadi budaya. Setiap ide yang lahir dari daerah harus berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya, Rabu (05/11).

Lebih jauh, ia menjelaskan inovasi pertama adalah pengembangan kurma tropis dan kacang Sacha Inchi di Lombok Utara yang menggabungkan teknologi pertanian dengan kearifan lokal melalui sistem tumpangsari dan pola kemitraan “nyakap”.

Baca Juga:  Bank NTB Syariah Raih Penghargaan “Bank Dengan Sinergi Program Akselerasi QRIS Terbaik” pada Anugerah BI NTB 2025

Program ini terbukti menurunkan angka kemiskinan di lokasi proyek dari 23 persen pada 2023 menjadi 20 persen pada 2024, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Dijelaslan Miq Iqbal, Kurma NTB bahkan menembus peringkat tujuh terbaik dunia dalam kompetisi internasional di Dubai, sementara Sacha Inchi telah diolah menjadi minyak bernilai ekspor tinggi.

Inovasi kedua adalah Rossi Mandalika, sistem digital farmasi klinis yang dikembangkan oleh RS Mandalika untuk mencegah medication error dalam proses pemberian obat.

Sistem ini mengintegrasikan Standard Operating Procedure (SOP) dengan Electronic Medical Record System (EMRS) secara menyeluruh. RS Mandalika mencatat nol kesalahan medikasi, efisiensi waktu layanan farmasi meningkat 20 persen.

Kemudian tingkat kepatuhan tenaga medis terhadap SOP melonjak dari di bawah 50 persen menjadi 90 persen dan kepuasan pasien mencapai 85 persen.

ROSI Mandalika kini menjadi pilot project yang akan direplikasi di lima rumah sakit milik Pemerintah Provinsi NTB, bahkan berpotensi diterapkan di rumah sakit kabupaten/kota lainnya.

Baca Juga:  Johan Rosihan Desak Pemerintah Perketat Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian

Kedua inovasi unggulan ini mencerminkan dua wajah kemajuan NTB dalam inovasi digital berbasis teknologi modern dan inovasi sosial ekonomi berbasis kearifan lokal.

Keduanya membuktikan bahwa inovasi di NTB tidak berhenti pada tataran ide, tetapi telah memberi dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, penguatan ekonomi daerah dan citra NTB di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami ingin menjadikan NTB laboratorium inovasi daerah di Indonesia. Bahwa dari wilayah kepulauan, kita bisa menunjukkan cara baru membangun daerah dengan ilmu, riset dan kolaborasi,” tutup miq Iqbal.

Selain Gubernur Provinsi NTB, 7 pemimpin daerah lainnya yang melalukan pemaparan inovasinya di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal.

Kemudian Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur DKI Rano Karno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parwangsa, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman. (*)