NUSRAMEDIA.COM — Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikutkan sebanyak 48 cabang olahraga (cabor) dalam kualifikasi Pra Pekan Olahraga Nasional (PON). Kualifikasi Pra PON bakal berlangsung hingga Oktober 2023 mendatang.
Ini tak lain sebagai salah satu langkah menuju PON Aceh dan Sumatera Utara 2024 mendatang. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB, H. Mori Hanafi menyebutkan keikutsertaan 48 cabor dalam kualifikasi Pra PON merupakan record terbesar dalam sejarah olahraga NTB.
“Ini adalah record terbesar dalam sejarah olahraga NTB. Dari sisi prestasi dari 48 cabor ini, sudah ada 14 cabor yang lolos Pra PON,” ungkap mantan Wakil Ketua DPRD NTB dua periode tersebut.
Sejumlah cabor yang lolos itu, ungkap Mori Hanafi, antara lainnya seperti catur, petanque, hockey, menembak, atletik, tinju kurash dan masih banyak lagi lainnya. Untuk jumlah atlet sendiri yang lolos Pra PON, ungkapnya, sudah mencapai sekitar 70-an orang.
“Jumlah ini akan terus bertambah hingga Oktober nanti,” kata Mori Hanafi. Sedangkan untuk target yang lolos Pra PON, kata Mori yang juga sebagai Ketua Asprov PSSI NTB itu, yakni sekitar 35-37 cabor. “Pada PON sebelumnya, cabor yang diikutkan sekitar 26 cabor dan yang lolos sekitar 19 cabor,” kata Mori Hanafi.
KONI NTB SUPPORTING ANGGARAN PRA PON
Disisi lain, putra mantan Sekjen Kemenag RI ini menjelaskan, berkaitan dengan support anggaran bagi cabor yang mengikuti kualifikasi Pra PON, KONI NTB menurutnya tetap berkomitmen untuk memberikan support anggaran bagi para cabor.
“Sifatnya hanya sekedar supporting aja. Sebab, sejatinya anggaran untuk pelaksanaan Pra PON bukan dari KONI. Akan tetapi, dari masing-masing cabor. Dan itu sudah berlangsung dari dulu,” tuturnya.
Supporting anggaran tersebut, menurut Mori Hanafi, misalnya kebutuhan anggaran cabor Rp50 juta, maka KONI membantu sekitar Rp10 hingga 15 juta. Untuk mensiasati kebutuhan anggaran pelaksanaan Pra PON ini, pihaknya menyarankan agar cabor dapat menggandeng pihak ketiga atau sponsor.
“Mereka juga diperkenankan untuk meminta sharing dari KONI Kabupaten/Kota. Tapi sifatnya hanya supporting saja,” ujarnya. KONI NTB sendiri saat sekarang masih menunggu adanya anggaran dari sponsor, dalam hal ini PT AMMAN Mineral yang sudah menyatakan siap untuk membantu.
Yakni terhadap dua hal pokok yang ada di KONI. Pertama untuk kegiatan Pelatda dan kedua untuk pelaksanaan Pra PON. “Hal ini sudah disampaikan secara terbuka kepada cabor, tetapi dananya belum masuk atau belum cair,” katanya.
Jadi pada beberapa cabor yang sudah berangkat Pra PON, pihaknya berjanji akan merembes anggarannya. “Dan itu semua dapat dipahami oleh para cabor. Dengan hitungan supporting berdasarkan rumusan jumlah peserta yang ikut,” ujarnya.
“Kemudian jauhnya wilayah yang dituju, cabor unggulan yang berhasil meraih emas pada PON sebelumnya dan cabor potensial, serta cabor baru. Kalau uangnya sudah cair dari sponsor nanti kita akan eksekusi dengan cara rembes,” sambungnya.
Menurut Mori Hanafi, setelah para cabor ini lolos kualifikasi Pra PON dan resmi menjadi peserta PON 2024, maka tanggungjawab sepenuhnya nanti ada pada KONI. “Setelah lolos Pra PON dan menjadi peserta PON 2024, baru menjadi tanggungjawabnya KONI,” tutupnya. (red)