Pemerintah Daerah (Pemda) Sumbawa terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayah setempat. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Pemerintah Daerah (Pemda) Sumbawa terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayah setempat. Dalam kurun waktu sekitar delapan hingga sembilan bulan terakhir, upaya lintas sektor yang dilakukan secara gotong royong membuahkan hasil positif.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, angka stunting di Kabupaten Sumbawa pada akhir Oktober 2025 tercatat turun hingga 10,58 persen, atau setara dengan 3.498 balita. “Alhamdulillah, dengan kerja keras dan kolaborasi semua pihak, angka stunting kita berhasil turun cukup signifikan,” kata Bupati Sumbawa Syarafuddin Jarot, Selasa (04/11).

Baca Juga:  HGN Tahun 2025, Ketua DPRD Sumbawa Ajak Masyarakat Junjung Tinggi Peran Guru

“Ini hasil dari kerja keroyokan seluruh elemen, mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat,” sambung orang nomor satu di Kabupaten Sumbawa tersebut. Ia menambahkan, pemerintah menargetkan status Sumbawa menjadi zona hijau stunting pada akhir Desember 2025. Namun demikian, upaya penanganan tidak akan berhenti sampai di situ.

Program pencegahan dan pengobatan akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan. “Stunting tidak bisa ditangani secara parsial. Harus menyeluruh, baik dari aspek pengobatan maupun pencegahan,” ujarnya. “Pencegahan ini menyangkut pola hidup, pola makan, kebersihan lingkungan, hingga ketersediaan air bersih,” lanjut Bupati Sumbawa tersebut. Menurutnya, faktor sanitasi dan gizi menjadi kunci utama dalam mencegah stunting.

Baca Juga:  Terapkan Skema Tematik dan Transformatif : Program Desa Berdaya Tekan Kemiskinan Ekstrem dan Perkuat Ekonomi Lokal

Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama Dinas Kesehatan terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nutrisi seimbang, sanitasi layak, dan perilaku hidup bersih. Selain itu, edukasi kepada calon pengantin dan remaja juga menjadi perhatian. Pemerintah menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Kementerian Agama untuk menyosialisasikan pentingnya kesiapan fisik dan mental sebelum menikah. “Pernikahan usia dini juga harus dicegah karena bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting,” tegasnya. (red)