NUSRAMEDIA.COM — Yuhendra (30) salah satu Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Brang Biji, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) di Malaysia ternyata memiliki penghasilan perbulan cukup besar.
Bukan main, penghasilannya itu bisa mencapai diangka sekitar Rp 17 juta. Meski demikian, untuk memperoleh penghasilan tersebut, dia harus melaluinya dengan proses yang tidak mudah dan cukup panjang.
Sewaktu awal dia bekerja, penghasilan yang dimiliki sekitar 1.500 Ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp 5 juta. “Tapi kalau lembur bisa sampai 5.000 RM (sekitar Rp 17 juta),” ungkap Yuhendra.
Pria yang kerap disapa Hendra itu juga mengungkapkan, bahwa ia bekerja di Koperasi Ladang Berhad (KLB) diwilayah Johor ini sudah cukup lama.
“Nanti bulan 9, saya bekerja masuk 8 tahun. (Sesuai kontrak) 2 tahun lagi (genap 10 tahun bekerja),” kata pria yang terbilang sukses membeli tanah hingga membangun rumah sendiri diwilayah Brang Biji tersebut.
Hingga memasuki tahun ke-8 ia bekerja di KLB, Hendra menjelaskan, ia telah menjalani dan memiliki sejumlah pengalaman dibeberapa bidang yang berbeda.
Pertama dibagian timbangan kelapa sawit, kemudian menjadi sopir truk, bagian mengawasi lembu/sapi, pemotong buah, bahkan pernah menjadi mandor atau pengawas pekerja.
“Saya banyak dapat pengalaman. Perlakuan perusahaan sangat baik. (Dari segi fasilitas seperti tempat tinggal, perlindungan kerja hingga kesehatan dan lainnya) ditanggung (perusahaan),” kata Hendra.
Mengingat hingga saat ini dirinya masih bekerja dan terus kumpulkan penghasilan, kedepan dia berencana akan membuka sebuah usaha secara mandiri di kampung halamannya.
“Rencananya ingin beli (mobil) L300 untuk usaha angkut pasir,” kata pria ramah dan santun tersebut dengan nada semangat sembari menyatakan akan menikah.
Pria yang memiliki seorang adik perempuan itu, juga menitipkan pesan kepada orang tua dan keluarganya. Terutama kepada nenek tercintanya, agar senantiasa menjaga kesehatan dan selalu saling mendoakan.
“Saya juga punya adik perempuan, tapi sudah menikah. Saya tinggal bersama nenek. Pesan saya kepada nenek dan keluarga termasuk kedua orang tua saya, tetap jaga kesehatan jangan lupa tetap saling mendoakan,” demikian Hendra.
KLB PUJI KINERJA PMI NTB
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Mohd Damanhuri Bin Mohd Jamli selaku Chairman KLB memuji kinerja Pekerja Migran Indonesia, khususnya asal NTB.
Pihaknya menilai PMI asal NTB adalah sebagai pekerja yang giat dan gigih bekerja diladang. “Mereka kuat-kuat,” ungkapnya dalam bahasa Melayu, Rabu (13/7) lalu.
PMI asal NTB juga dinilai memiliki semangat untuk mengubah keadaan ekonomi keluarga, dibanding pekerja ladang lokal asal Malaysia yang hanya sekadar memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Mereka datang ke sini mencari harta (perbaikan ekonomi), bukan (sekedar) mencari makan,” kata Damanhuri Bin Mohd Jamli memuji etos kerja PMI asal NTB.
Oleh karenanya, pihaknya masih sangat mempercayakan pemenuhan tenaga kerja asal NTB menggarap berbagai sektor kerja diladang. Mulai dari bidang perkebunan sawit, peternakan sapi.
Bahkan jual beli alat pertanian, hingga penggarapan ladang menggunakan teknologi drone. “Ada salah satu pekerja yang dibayar RM 7.373 atau setara IDR 25.026.949,” bebernya sambil menunjukkan bukti dalam tampilan layar proyektor.
Gaji sebesar itu dapat diperoleh bagi pekerja dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Serta dapat menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang ada di ladang.
Mohd Damanhuri juga memperlihatkan berbagai fasilitas kesehatan, pendidikan, pengembangan minat dan bakat, hingga tempat tinggal yang layak bagi para pekerja. “Kalau orang kata PMI disiksa, itu nggak (ada),” tepisnya.
Para pekerja diikat dengan kontrak kerja sama secara profesional. Diberi hak-hak seperti hari libur setiap Jumat, cuti, hingga asuransi kesehatan dan pendidikan anak.
“Kalau ada pemilu, kami siapkan bilik pemungutan suara (TPS) untuk Pemilu dan Pilkada,” tuturnya. Berbagai fasilitas yang disiapkan itu sebagai komitmen KLB, ingin membangun sistem kerja yang profesional dan sesuai standar.
Sehingga PMI dapat bekerja dengan aman dan tenang di ladang. “Total pekerja saat ini dari Indonesia sebanyak 100 orang dan Bangladesh 2 orang,” pungkasnya.
PASTIKAN KONDISI PMI NTB
Sekedar informasi, kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat dibawah kepemimpinan Gubernur Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTB nampaknya cukup besar.
Hal ini dibuktikan secara nyata oleh Pemprov melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB melakukan kunjungan silaturahim ke sejumlah perusahaan penempatan PMI di Malaysia. Antara lainnya seperti Koperasi Ladang Berhad (KLB) di Johor pada Rabu (13/7) lalu.
Kemudian pada Kamis (14/7) lalu, rombongan melanjutkan perjalanan silaturahim ke Sime Darby Plantation di Pulau Carey, Selangor, Malaysia. Berlanjut lagi pada Jum’at (15/7) lalu, rombongan juga bersilaturahim dengan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur.
Selain ingin menjalin kemitraan bersama yang baik, Pemprov NTB juga ingin memastikan secara langsung situasi dan kondisi pekerja yang ada, khususnya PMI asal NTB baik-baik saja.
Ini juga dalam rangka menyukseskan sebuah program Pemprov NTB, yaitu ‘NTB Zero Unprosedural PMI’. Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi menegaskan, bahwa perusahaan harus memperlakukan PMI NTB dengan baik dan maksimal.
“Jadi kedatangan kami atas perintah Pak Gubernur dan juga Ibu Wakil Gubernur NTB. Kita ingin memastikan PMI asal NTB yang bekerja disejumlah perusahaan penempatan di Malaysia ini benar-benar diperlakukan baik dengan maksimal,” kata I Gede Putu Aryadi.
“Baik dari sisi aksesnya, fasilitasnya, perlindungan maupun soal gajinya. Dan sepertinya semua itu (sudah terpenuhi) sesuai yang diharapkan bersama,” demikian mantan Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB tersebut menambahkan. (red)