NUSRAMEDIA.COM — Sebagai seorang suami sekaligus ayah, ikhtiar Nasruddin (53) Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok, NTB yang bekerja di ladang sawit, Malaysia terbilang sangat luar biasa.
Betapa tidak, suami dari perempuan yang bernama Kamaliah itu rela berjuang selama belasan tahun lamanya di Negeri Jiran. Itu semua dilakukan, tak lain untuk kehidupan yang lebih baik.
Terutama bagi anak dan istrinya di Lombok. Nasruddin pun lantas menceritakan sedikit alasan mengapa dirinya hingga kini betah untuk bekerja mengais rezeki di salah satu perusahaan ladang sawit, Malaysia.
Menurut dia, semuanya berangkat dari faktor ekonomi. Dimana perjuangan itu dilakukan sekitar 13 tahun lamanya semata-mata untuk perbaikan hidup yang lebih baik.
“Faktor ekonomi, untuk perbaikan hidup. Dengan harapan bisa bikin rumah, untuk (biaya) anak sekolah dan lain sebagainya. Itu yang buat saya terus bertahan,” ujarnya, 9 Desember 2024 di Malaysia.
“Supaya anak saya bisa jadi orang sukses, jangan seperti saya tidak sekolah sehingga harus bekerja keras (kerja kasar, angkat sawit). Tapi alhamdulillah, sekarang anak saya sudah selesai kuliah dan lagi daftar kerja di Bali,” imbuhnya bersyukur dan bangga.
Diungkapkan Nasruddin, bahwa saat anaknya masih kuliah, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit dan cukup besar nominal tiap bulannya. “Rp10 juta ndak cukup satu bulan untuk biaya kuliah, tapi terus saya upayakan,” bebernya.
Meski kini terbilang sukses telah berhasil membangun rumah, anak selesai kuliah dan istri kini bisa sambil berdagang, disisi lain ia mengaku sangat rindu akan kampung halaman dan bertemu dengan keluarga kecilnya.
“Pingin sekali pulang, rindu kampung halaman dan keluarga. Karena disini (Malaysia) saya sudah belasan tahun. Tanggal 12 (Desember 2024) ini genap 13 tahun saya kerja di Malaysia,” ungkapnya.
“Tapi saya sudah minta ke perusahaan (PT Kuala Lumpur Kepong Berhard, Selangor, mungkin akan ambil cuti dulu dalam waktu dekat ini. Supaya bisa pulang kampung bertemu dengan keluarga,” kata Nasruddin.
Menurut dia, izin cuti ke pihak perusahaan telah mendapatkan ‘lampu hijau’. Kebetulan, ia merupakan salah satu karyawan di PT KLK sebagai panutan atau contoh sosok yang bekinerja baik.
“Alhamdulillah, kalau hal-hal lain disini seperti gaji fasilitas lainnya semua baik dan berjalan lancar. Mudah-mudahan kehidupan kiya bisa jadi jauh lebih baik kedepannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Senior Manager Ladang Tuan Mee SG Buloh Selangor, Kuala Lumpur Kepong Berhard, Chin Yink Loon kepada wartawan mengatakan bahwa Ladang Tuan Mee, Kilang Kelapa Sawit, telah lama bekerjasama atau mempekerjakan para pekerja dari Lombok.
Hal ini tidak lepas dari budaya dan kerajinan serta kesanggupan dalam bekerja berat termasuk sanggup dalam menyesuaikan di perusahaan. “Kita suka dengan pekerja dari Lombok,” katanya.
“Dan dengan kerelaan hati kita akan jaga dan berikan perhatian kepada para pekerja ini sebab pekerja dari Lombok sanggup mengorbankan diri untuk mencari napkah,” sambungnya.
Chin Yink Loon juga menyebutkan bahwa perusahaan juga memberikan jaminan upah atau pendapatan terjamin sehingga kedua belah pihak memperoleh manfaat baik itu perusahaan dan pekerja. Pendapat yang diperoleh para pekerja ini, minimal sekitar 2 ribu ringgit perbulan dan maksimal hingga 4 sampai 5 ribu ringgit.
“Bagi yang rajin bisa mendapat pendapatan sampai 5 ribu ringgit. Bahkan ada beberapa yang mendapat sekitar 6-7 ribu ringgit,” jelasnya. Pihak perusahaan juga tak hentinya mengingatkan para pekerja agar tidak berbuat yang kurang bermanfaat seperti judi online (judol) dan hal negatif lainnya. (red)