Kepala UPTD Pusat Layanan Digital Diskominfotik NTB, Ari Wahyuddin, Kepala Dinas Pariwisata, Jamaluddin Malady, Kepala Dinas Kominfotik NTB, Dr. Najamuddin Amy dan sejumlah pejabat lainnya saat meresmikan Command Center Provinsi NTB beberapa waktu lalu. (Ist)
Kepala UPTD Pusat Layanan Digital Diskominfotik NTB, Ari Wahyuddin, Kepala Dinas Pariwisata, Jamaluddin Malady, Kepala Dinas Kominfotik NTB, Dr. Najamuddin Amy dan sejumlah pejabat lainnya saat meresmikan Command Center Provinsi NTB beberapa waktu lalu. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Kepala UPTD Pusat Layanan Digital Dinas Kominfotik NTB, Ari Wahyuddin mengungkapkan, bahwa Nusa Tenggara Barat memiliki Command Center.

Command Center (CC) Provinsi NTB sendiri, ungkap dia, telah diresmikan pada September 2023 lalu. Dimana CC NTB akan menjadi pusat visualisasi dan integrasi data NTB.

“Dilengkapi dengan berbagai infrastruktur untuk kegiatan monitoring, koordinasi dan pengambilan keputusan. Lokasi Command Center NTB berada di kawasan Kantor Gubernur,” ujarnya, Jum’at (27/10/2023).

Tujuan dari pembangunan CC, yakni menyediakan fasilitas pusat koordinasi, komunikasi, kendali, informasi untuk mendukung terciptanya keputusan cepat dan tepat.

Dimana didukung dengan informasi yang terintegrasi dengan sistem informasi di Perangkat Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Nusa Tenggara Barat.

Command Center atau Ruang Pemantau berfungsi mengontrol data internal,dan memonitor langsung kondisi di NTB melalui dashboard yang disediakan.

Sebagai contoh, kata Ari Wahyuddin, CCTV yang menampilkan keadaan dibeberapa titik strategis dan perkantoran, dashboard yang sudah terintegrasi dengan aplikasi penting.

Diantaranya NTB Care, SIP Posyandu, Lestari, Simanis, NTB Mall, Sisparnas Kemenparekraf, SiAga Bencana, Potensi Investasi, Dasboard Keuangan, Silamo BPKAD, e-retribusi dan lainnya.

Sementara itu, Kepala Diskominfotik NTB, Dr. Najamuddin Amy menyampaikan, bahwa di Provinsi NTB ada 213 aplikasi. 62 aplikasinya itu adalah yang mengantarkan NTB untuk meraih penghargaan sebagai Provinsi terinovatif dalam 2 tahun terakhir.

“Dari 62 aplikasi itu ada 17 aplikasi yang betul-betul melahirkan pelayanan publikql yang sudah terintegrasi dengan command center dan tersambung dengan kementerian terkait,” ungkapnya.

Disebutkan Doktor Najam, ada 2 aplikasi yang sudah nyambung dengan pusat diantaranya aplikasi BWS sudah nyambung dengan kementerian PUPR.

Kemudian aplikasi si-Parnas sudah nyambung dengan kementerian pariwisata. Sehingga sisanya yang lain menjadi tanggung bersama untuk mewujudkannya. (Adv/*)