Semangka adalah salah satu komoditas unggulan di Desa Tatede, Kabupaten Sumbawa. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Upaya gebrakan maju Desa Tatede, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) patut diancungi jempol dan diapresiasi.

Betapa tidak, sektor pertanian menjadi salah satu sektor potensial di Desa Tatede. Salah satu komoditas unggulannya adalah semangka. Selain itu, ada pula padi dan jagung.

Demikian disampaikan Kepala Desa Tatede, Subadri, Senin (10/11/2025). Diungkapkan, semangka hasil panen masyarakat Desa Tatede sudah mulai diperjualbelikan lintas daerah.

“Semangka di Desa Tatede mulai dikirim ke Jawa Timur,” ujarnya. Dalam setahun, masyarakat Desa Tatede bisa panen semangka hingga dua kali. Hal ini karena waktu tanamnya hanya kurang lebih dua bulan.

“Mereka bisa panen dua kali setahun. Mereka menjualnya dengan harga Rp3.200 hingga Rp4.000 per kilogram,” ujarnya. Sebagai informasi, hampir seluruh masyarakat Desa Tatede berprofesi sebagai petani.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Desa Tatede. Sektor ini juga menjadi penopang pendapatan masyarakat sekitar. “Hampir 90 persen masyarakat Desa Tatede profesinya petani. Dari situ sumber pendapatan utama mereka,” tutup Sudadri.

Baca Juga:  Bank NTB Syariah Raih Penghargaan “Bank Dengan Sinergi Program Akselerasi QRIS Terbaik” pada Anugerah BI NTB 2025

RESPON PEMPROV NTB

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah. Seperti halnya pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi menegaskan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.

Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan Agromaritim; yang fokusnya untuk membentuk Eko sistem industri Agromaritim dari hulu ke hilir.

Dukungan diprioritaskan untuk menguatkan swasemenda pangan serta hilirisasi dan industri pengolahan. “Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita,” ujarnya.

“Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” sambung Iswandi.

Langkah ini, masih dikatakan Kepala Bappeda Provinsi NTB itu, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus kita kembangkan,” ujar Kaban Iswandi. Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus.

Baca Juga:  Skema Pembiayaan KDKMP Disiapkan, 50 Koperasi Jadi Model Percontohan di NTB

Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya diintegrasikan dengan pariwisata Bali dan NTT.

Pariwisata NTB terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT sehingga diperkuat dari sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.

“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi Hub pariwisata internasional,” ujarnya.

“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

RESPON PEMDA SUMBAWA

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam.

Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Kepala Bappeda Sumbawa Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral.

Baca Juga:  Skema Pembiayaan KDKMP Disiapkan, 50 Koperasi Jadi Model Percontohan di NTB

Kemudian sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan. Pemda, kata Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.

“Sektor pertanian dan kelautan sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada wartawan beberapa hari lalu.

Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.

“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.

Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Harapannya upaya tersebut mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)