Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, H. Johan Rosihan, ST. (Ist)
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa, H. Johan Rosihan, ST. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Tepat 17 Agustus 2023, Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-78. Hanya saja, masih ada beberapa hal yang masih menjadi “PR” besar untuk dijadikan perhatian.

Seperti diungkapkan anggota DPR RI Fraksi PKS, Johan Rosihan. Ia menyoroti beberapa hal. Antara lainnya, soal kemiskinan, pengangguran, kurang gizi, polusi hingga terkait status rawan pangan dipuluhan kabupaten/kota.

“Kita menyaksikan 78 tahun Indonesia telah merdeka, namun ternyata angka kemiskinan masih begitu besar yang mencapai 26,36 juta orang. Terdapat 7,9 juta pengangguran di Indonesia,” ujar Legislator Senayan asal Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa tersebut.

“Terdapat 17 juta lebih warga RI yang kurang gizi, yang merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara dan masih banyak realitas sosial yang memprihatinkan bagi rakyat Indonesia yang telah merdeka selama 78 tahun ini,” sambung Johan Rosihan.

Baca Juga:  APBD NTB 2026 Harus Efektif, Tepat Sasaran dan Berpihak kepada Masyarakat

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan dari sisi konstitusi bahwa telah ditegaskan pada Pasal 28 H Ayat (1). Dimana, kata Johan Rosihan, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

“Bunyi konstitusi ini begitu tegas bahwa Negara harus hadir memberikan kehidupan yang layak bagi seluruh warga disemua daerah. Namun sayangnya saat ini kita masih menemukan terdapat 74 Kabupaten/Kota dengan status rawan pangan,” urainya.

Kembali dilanjutkan pria yang duduk di Komisi IV DPR RI tersebut, bahwa adapun dari sisi tempat tinggal warga, ditemukan ada 4.170 hektar pemukiman kumuh di seluruh Indonesia yang belum ditata dan ditangani secara baik.

Baca Juga:  Disdag NTB Gelar Sosialisasi Rokok Ilegal di Sumbawa, Tegaskan Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Pelaku Usaha

“Apalagi dari sisi kualitas lingkungan hidup, perayaan kemerdekaan kita terganggu dengan adanya kualitas udara yang sangat buruk dan tidak sehat. Bahkan kualitas udara di DKI Jakarta saat ini berada di angka 156 dengan keterangan status tidak sehat,” ungkap Johan Rosihan.

“Kita merasa malu karena Indonesia sudah dinobatkan sebagai Negara dengan peringkat ke sembilan (9) sebagai Negara penghasil polusi terbesar dunia. Padahal negeri ini harusnya menjadi paru-paru dunia, karena memiliki hutan dan panorama alam yang mempesona dunia,” katanya.

Oleh karenanya, masih kata Johan Rosihan, kondisi hari ini merupakan tantangan bagi seluruh anak negeri, bahwa janji kemerdekaan harus ditunaikan oleh pemimpin negeri untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.

Baca Juga:  PBSI Sumbawa Siap Gelar Kejuaraan Bulu Tangkis Pelajar se-NTB Piala Gubernur

“Dan cara kita menghargai tetesan keringat dan darah dari para pejuang kemerdekaan,” ujarnya. Maka dari itu, menurut dia, tema besar HUT RI ke-78 tahun ini diharapkan menjadi semangat dan tekad bangsa dalam menghadapi tantangan kedepan.

“Terus Melaju Untuk Indonesia Maju (Tema HUT RI ke 78) merupakan semangat dan tekad bangsa kita dalam menghadapi tantangan masa depan,” kata pria yang juga Sekretaris Fraksi PKS MPR RI ini.

“Janji kemerdekaan untuk selalu melindungi seluruh rakyat dan tumpah darah Indonesia adalah harga mati yang harus ditunaikan para pemimpin negeri bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali,” pungkas Johan Rosihan sembari meneriakan merdeka sekaligus mengucapkan Dirgahayu RI ke-78. (red)