NUSRAMEDIA.COM — Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nusa Tenggara Barat, Mori Hanafi mengapresiasi sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.
Ini lantaran dinilai cepat memberikan bonus kepada para pelatih maupun atlet yang tengah berhasil meraih prestasi pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024.
Pria yang juga menjabat sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem itu mengaku sangat bersyukur. Bonus itupun diharapkan bakal menjadi ‘suntikan’ motivasi.
Terutama bagi para atlet dan pelatih bisa terus memperbaiki diri dimasa depan. “Pencairan bonus ini merupakan apresiasi Pemprov,” kata Legislator Senayan yang duduk di Komisi V DPR RI itu.
“Tentunya ini akan menjadi motivasi bagi para atlet hingga pelatih untuk terus memperbaiki prestasi,” sambung Anggota DPR RI jebolan Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa ini.
Mori Hanafi membeberkan bahwa alokasi yang disiapkan untuk pemberian bonus ini mencapai Rp31 miliar. Pemprov memberikan bonus sebesar Rp 350 juta bagi atlet yang meraih medali emas.
Selain itu, para atlet yang meraih medali perak diberikan sebesar Rp250 juta dan medali perunggu Rp150 juta. Tidak saja atlet, bonus juga akan diberikan kepada para pelatih.
Sekedar informasi, bahwa dalam PON XXI lalu, sebanyak 54 cabor mendapatkan medali selain dari event olahraga yang serangkai dengan PON yakni Porwanas bagi wartawan dan Peparnas bagi penyandang disabilitas.
Untuk diketahui, Pemprov NTB memberikan bonus uang bagi atlet NTB peraih medali di PON Aceh-Sumut 2024. Penyerahan dilakukan oleh Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal.
Turut pula mendampingi Lalu Iqbal, yakni Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri. Kemudian Ketua Umum KONI NTB dan Kepala Dispora NTB di kantor Gubernur, Rabu (27/03) lalu.
Gubernur Iqbal menegaskan, bahwa pemberian bonus terhadap atlet ini merupakan komitmen Pemprov NTB. “Ini bentuk komitmen Pemprov kepada atlet agar terus memperbaiki prestasi dengan investasi pembinaan yang baik,” katanya.
Menurut Gubernur kelahiran asal Lombok Tengah itu, bahwa regenerasi dan menciptakan juara baru membutuhkan pelatih dan ekosistem olahraga yang memperhatikan setiap kelemahan dan potensi yang ada. (red)
