Gempabumi pada Selasa (29/8/2023) pukul 02.55.32 WIB wilayah Laut Jawa (Utara Lombok) diguncang gempa tektonik. (Ist)
Gempabumi pada Selasa (29/8/2023) pukul 02.55.32 WIB wilayah Laut Jawa (Utara Lombok) diguncang gempa tektonik. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Gempabumi yang terjadi menjelang subuh tadi, cukup membuat kehebohan. Kepanikan warga tak terhindarkan. Warga bahkan sempat berhamburan keluar dari rumahnya untuk mengamankan diri.

Selain di Kota Mataram, guncangan gempa juga sangat terasa diwilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa 28 Agustus 2023. Hal ini juga tak ditampik oleh Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi.

Dijelaskannya, kejadian dan parameter gempabumi pada Selasa (29/8/2023) pukul 02.55.32 WIB wilayah Laut Jawa (Utara Lombok) diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,1.

Baca Juga:  Sambut HUT ke-67 NTB, Iqbal–Dinda Berikan Kado Keringanan PKB Sepanjang Desember 2025

“Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,94° LS ; 116,57° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 163 Km arah Timur Laut Lombok Utara, NTB pada kedalaman 525 km,” kata Ardhianto Septiadhi.

Adapun jenis dan mekanisme gempabumi diiungkapkannya. Yakni dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam “Deep Focus” akibat adanya aktivitas karena “Slab Pull” (tarikan extensional Lempeng Australia ke bawah) pengaruh gaya gravitasi.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan kombinasi pergerakan mendatar turun (oblique normal),” ungkap Ardhianto Septiadhi.

Baca Juga:  APBD NTB 2026 Harus Efektif, Tepat Sasaran dan Berpihak kepada Masyarakat

Lebih lanjuta dikatakannya, bahwa dampak gempabumi dirasakan di Kuta dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Yakni seperti di Gianyar, Denpasar, Waingapu, Lombok, Sumbawa IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Karangkates III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Banjarmasin, Kuta Selatan, Tabanan III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).

“Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu), Trenggalek II – III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu),” katanya.

Baca Juga:  Terapkan Skema Tematik dan Transformatif : Program Desa Berdaya Tekan Kemiskinan Ekstrem dan Perkuat Ekonomi Lokal

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” imbuhnya.

Hingga pukul 03.22 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 2 (dua) aktivitas gempabumi susulan (aftershock)  dengan Magnitudo M6,1 dam M6,5.

Tak lupa, Ardhianto Septiadhi juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (red)