

NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPR RI, Dr. H. Muhammad Syafrudin (HMS) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA) di Kabupaten Sumbawa belum lama ini.
Senin 28 Agustus 2023, HMS yang dikonfirmasi membenarkan terselenggaranya kegiatan tersebut. Dia menjelaskan maksud dan tujuan digelarnya Bimtek MPA ini.
Anggota Komisi IV DPR RI itu mengatakan, dilaksanakan kegiatan Bimtek MPA adalah salah satu upaya meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Terutama dalam Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Peserta sendiri merupakan anggota MPA binaan Balai PPIKHL Jawa-Bali-Nusra.
“Pentingnya peningkatan kapasitas SDM bagi masyarakat sebagai modal utama mengembangkan alternatif income. Saya selaku wakil rakyat akan terus berjuang untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa,” tuturnya.
Oleh karenanya, HMS berharap kepada peserta untuk terus merawat dan menjaga gunung dan hutan terutama dari ancaman kebakaran yang dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab.
“Melalui peningkatan kapasitas SDM ini saya memberi semangat kepada peserta untuk merawat dan menjadikan Kabupaten Sumbawa ini sebagai tempat wisata pilihan utama wisatawan lokal,” katanya.
“Maupun luar negeri dan terus memberikan pelayanan kepada pengunjung dengan sistim kelolah sesuai protab,” sambung Legislator PAN di Senayan kelahiran asal Bima tersebut.
Sementara itu, Kepala Balai Pebgendalian Perubahan Iklim dan Karhutla Wilayah Jawa Bali Nusra, Haryo Pambudi menyampaikan terimakasih dan apresiasinya kepada HMS.
Dimana sudah memberikan bimbingan dan arahan serta mensupport Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan.
“Alhamdulillah ini sebagai wujud komitmen anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa H Muhammad Syafrudin,” ujarnya.
“Yang mengawal langsung kegiatan peningkatan kapasitas SDM Dalkarhutla,yang difasilitasi oleh Balai PPIKHL Jabalnusra sebagai upaya kolaborasi dan integrasi program,” sambungnya.
Haryo Pambudi menyampaikan, berdasarkan pemantauan beberapa tahun terakhir, NTB menjadi perhatian khusus mengingat tingginya angka kejadian karhutla.
Masalah ekonomi merupakan salah satu faktor pemicu karhutla, salah satunya pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan dengan cara membakar.
“Upaya peningkatan kapasitas MPA dan masyarakat berbasis usaha ekonomi bisa menjadi solusi permanen pengendalian Karhutla, mengingat upaya dalkarhutla sangat ditentukan oleh kolaborasi multipihak termasuk dukungan legislatif dalam hal kebijakan,” urainya.
“Diharapkan MPA yang terbentuk mampu menjadi pioner untuk mengajak desa-desa yang lain untuk terlibat dalam Masyarakat Peduli Api,” demikian Haryo Pambudi menambahkan. (red)













