NUSRAMEDIA.COM — Harga beras sangat “mencekik”. Pasalnya, hingga kini harga beras masih terus melonjak. Bahkan diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Dimana mencetak rekor Rp17 ribu hingga Rp21 ribu perkilonya.
Menanggapi kenaikan harga beras dan kelangkaan stok yang terus berlanjut, Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menepis alasan pemerintah yang mengaitkan permasalahan ini dengan perubahan cuaca.
Menurut Legislator PKS di Senayan kelahiran asli Sumbawa itu, bahwa alih fungsi lahan pertanian yang besar dan penurunan tingkat produksilah yang menjadi alasan uatam permasalan ini terus berulang.
Johan Rosihan mengungkapkan, jika dibandingkan dengan tahun 2023 dan 2022 lalu, secara tahunan produksi beras mengalami penurunan hingga 1,2 persen. Padahal, konsumsi beras terus meningkat.
Apalagi dengan banyaknya pembagian bansos. Selain itu, Johan Rosihan menilai kebijakan alih fungsi lahan pertanian, mencapai sekitar 100 ribu hektare juga menjadi faktor utama penurunan produksi.
Oleh karenanya, anggota DPR RI jebolan dari Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa itu meminta, agar pemerintah tidak menyepelekan permasalahan kelangkaan dan lonjakan harga beras. Maka pemerintah diminta segera bersikap untuk menyelesaikannya.
“Harus dibuka faktanya secara jujur, bahwa memang produksi kita turun. 2023 misalnya dibanding 2022 itu kita mengalami penurunan produksi 1,2 persen. Dan ini penurunan yang sangat signifikan dan tertinggi didalam sejarah,” sesalnya.
“Dan pada saat yang sama, tingkat konsumsi itu meningkat. Kedua, laju alih fungsi lahan itu yang sangat (besar). Dalam setahun itu, sawah sekitar 90 ribu sampai 100 ribu hektare itu hilang. Nah, ini harus jadi perhatian kita. Jangan diimplikasi dengan el-nino cuaca itu,” pungkasnya. (red)
