
NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat jebolan asal Dapil VI Dompu, Bima dan Kota Bima yaitu Mori Hanafi, belakangan mulai jadi perbincangan hangat.

Pasalnya, sejumlah gambar/foto dirinya dengan desain eksklusif berlatar ragam warna mulai tersebar di sosial media. Mulai dari WhatsApp Group hingga Facebook dan lainnya.
Bahkan pada desain gambar/foto Mori Hanafi itu nampak secara terbuka dan tertulis jelas sebagai penegasan dirinya akan melaju ke DPR RI pada 2024 mendatang.
Dalam dunia politik, warna sangat mencerminkan sebuah partai. Disamping itu, hembusan kabar sejumlah parpol juga hingga kini mulai ‘melirik’ dirinya.
Ini mengingat hubungan Mori Hanafi dengan Gerindra diisukan tidak lagi harmonis. Hal inipun tentunya membuat publik bertanya-tanya.
Apakah dirinya benar akan maju ke DPR RI atau tidak. Kemudian apakah menggunakan kendaraan politik lain atau masih tetap maju lewat Gerindra nantinya.
Meski demikian, gambar/foto dengan desain mewah yang tersebar itu, mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan, khususny di sosial media.
Terkait hal ini, Mori Hanafi yang dikonfirmasi, secara lepas mengaku masih terus intens membangun komunikasi dengan partai politik. Meski demikian, ia menegaskan bahwa dirinya masih kader Gerindra.
“Ya kita masih komunikasi untuk itu (partai). pakaian saya di pamflet-kan masih Gerindra juga. Saya enggak mau basa-basi, kita jujur aja, Gerindra mau enggak mencalonkan saya di DPR RI?,” tanyanya
Apa yang dipertanyakan Mori Hanafi, ini dikarenakan dirinya mengaku masih belum mengetahui secara pasti apakah dicalon atau tidak dirinya untuk DPR RI. “Saya belum tahu akan dicalonkan atau tidak oleh partai saya,” katanya.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi NTB itu juga menyatakan kesiapannya untuk maju ke DPR RI pada Pemilihan Legislatif (Pileg) Tahun 2024 mendatang.
Dirinya berencana akan maju melalui daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Barat 1 dari Pulau Sumbawa. “Iya (siap maju ke senayan),” ujarnya.
“Setelah saya berfikir lagi dan berfikir semua, akhirnya saya memutuskan maju ke DPR RI,” sambungnya lagi kepada awak media di Mataram.
Apa yang diungkapkan oleh mantan Wakil Ketua I DPRD NTB itu, bukan tanpa alasan. Adapun sejumlah pertimbangan mengapa dirinya memutuskan maju ke DPR RI.
“Pertimbangannya, kita ini mau PON 2028. Kita butuh tim yang kuat (di senayan) dalam melakukan lobi-lobi ditingkat nasional,” tutur Mori Hanafi.
“Saya punya cita-cita, kalau terpilih (duduk di dpr ri), saya mau berada di komisi sepuluh (X) yang mitranya adalah Kemenpora, Kemendikbud dan KONI,” imbuhnya.
Menurut pria yang juga Ketua Umum Pengprov PSSI NTB tersebut, komisi tersebut dinilainya sangat sejalan dengan apa yang menjadi harapannya untuk berbuat nantinya.
“Pas kalau ada disitu (Komisi X DPR RI), banyangkan pekan olahraga nasional ini bukan main-main,” kata Mori Hanafi seraya menegaskan bakal siap menjembatani kepentingan daerah dan masyarakat yang jauh lebih besar.
Karena, dia menilai, gelaran PON 2028 adalah hal penting dijadikan perhatian bersama. Apalagi NTB bersama NTT dipercayakan menjadi tuan rumah bersama untuk event olahraga akbar tersebut.
Oleh karenanya, terlealisasinya PON 2028 dengan baik sesuai diharapkan bersama itu, dinilainya membutuhkan kerjasama serta dukungan yang baik. Termasuk dorongan kuat dari sisi politik.
“Karena mungkin (PON) ini akan terlaksana cuma satu kali di NTB. Nah, maka butuh dorongan kuat secara politik (pengawalan ditingkat nasional untuk NTB),” tegas Mori Hanafi.
“Karena kita sama-sama tahu, kalau kita tidak ada di dalam lingkaran itu, perhatian orang terhadap olahraga itu, mohon maaf minim sekali. Terutama (soal perhatian) pusat,” sambungnya.
Lebih jauh dikatakannya, Mori Hanafi mewanti-wanti jika perhatian pemerintah pusat terhadap gelaran PON 2028 tentu tidak akan sama dengan PON Papua beberapa waktu lalu.
Karena pada PON Papua lalu, pemerintah pusat dinilainya telah mengerahkan sumber daya yang cukup kuat. Maka dari itu, dia menyimpulkan seluruh pembiayaan ‘by given’.
“Kita ambil contoh, Sumatera Utara dan Aceh (Tuan Rumah PON 2024). Mereka itu fifty-fifty, dibangunkan stadion oleh pusat dengan nilai sekitar Rp 1,7 triliun,” katanya.
“Tetapi disisi lain, mereka ngeluarkan uang hampir sama untuk venue-venue lain. Kalau NTB diperlakukan seperti itu, mohon maaf, kita nggak sanggup,” lanjut Mori Hanafi.
Hal inilah yang ditegaskan Mori Hanafi menjadi salah satu alasan mengapa dirinya akan maju ke DPR RI. “Nah, itulah saya berharap maju dan bisa terpilih untuk mewakili dunia keolahrgaan di NTB,” urainya.
“Itu cita-cita, kalau terpilih tentunya. Tapi kita kan nggak tahu (berhasil duduk atau tidak nantinya di DPR RI), namanya (juga) ikhtiar,” demikian Mori Hanafi menambahkan. (red)
