
NUSRAMEDIA.COM — Para elit politik didorong untuk terus melakukan komunikasi menuju Pemilu 2024. Anggota DPR RI Johan Rosihan menilai, komunikasi politik itu penting.
Ini, sambung politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, agar tidak menimbulkan banyak persepsi bias dari masyarakat.
“Pemilu itu kan implementasi dari sila ke-4 dari Pancasila kita. Maka tujuan utama dari pelaksanaannya itu adalah persatuan,” kata Johan Rosihan.
“Itulah pentingnya mendorong agar para elit politik ini terus melakukan komunikasi supaya tidak menimbulkan gejolak di masyarakat,” imbuhnya.
Hal ini dikatakan Johan Rosihan tepat pada saat mengikuti acara Dialektika Demokrasi yang digelar diruang Media Center DPR RI Senayan, Kamis (16/2).
Pria yang duduk di Komisi IV DPR RI itu juga berharap, agar kedepan pasangan calon presiden (capres) bisa lebih dari dua pasang, sehingga tidak seperti tahun sebelumnya.
Sebab, menurut Johan Rosihan, apabila semakin banyak calon, maka masyarakat juga semakin punya banyak pilihan untuk memilih pemimpinnya.
“Saya pribadi berharap nantinya bisa ada dua, tiga, bahkan empat pasang calon. Sebab, semakin banyak tentu semakin baik juga bagi masyarakat kita,” katanya.
“Kan kalau lebih dari dua itu kan jadi banyak pilihan,” sambung Legislator PKS di Senayan jebolan asal Daerah Pemilihan (Dapil) NTB 1 Pulau Sumbawa tersebut.
Terkait sikap partainya sendiri yakni PKS, Johan Rosihan dengan tegas mengatakan bahwa, akan mendorong Anies Baswedan sebagai Capres pada pemilu 2024 mendatang.
Meski demikian, pria kelahiran asal Kabupaten Sumbawa, NTB itu menjelaskan bahwa, PKS tetap terbuka kepada semua partai untuk terus melakukan komunikasi.
“Kita sudah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai capres, bahkan kita akan segera deklarasi,” tegas Johan Rosihan dengan mantap.
“Namun, kita tetap melakukan komunikasi dengan partai-partai lain untuk menemukan kesamaan visi dalam membangun Indonesia,” lanjutnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Johan Rosihan lebih banyak menekankan agar masyarakat tidak gampang terbelah. Ia mendukung penuh berjalannya pemilu damai, jujur, dan adil.
Ini agar pemimpin yang dihasilkan juga merupakan pemimpin yang benar-benar memperjuangkan visi keindonesiaan. Diingatkannya kembali, visi para pendiri bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Menurut Johan Rosihan, visi itulah yang harus diwujudkan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memahami visi tersebut yakni Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Inilah yang terpenting dari proses pemilu kita saat ini. Bahwa siapapun yang terpilih nantinya, ia harus bisa mewujudkan visi keindonesiaan,” tegas mantan anggota DPRD Provinsi NTB tiga periode itu.
“Saya kebetulan di MPR juga, dan kami hari-hari sangat konsen dengan tema-tema ini. Inilah yang harus menjadi topik perdebatan kita, bukan soal lain,” demikian Johan Rosihan menambahkan.
Dalam acara yang bertajuk Dialektika Demokrasi dengan judul “Safari Elite Politik dan Pesan Pemilu Damai 2024” itu, Johan menjadi salah satu pemateri mewakili Fraksi PKS DPR RI.
Bahkan nampak hadir pula Budi Satrio Djiwandono dari Fraksi Gerindra, Viva Yoga Mauladi dari Fraksi PAN, dan Masinton Pasaribu dari Fraksi PDI Perjuangan. (red)
