Beranda SOSMAS Didukung Dinas LHK NTB, Pemda Sumbawa Bersama FDS, PSDAT, dan YPII Tanam...

Didukung Dinas LHK NTB, Pemda Sumbawa Bersama FDS, PSDAT, dan YPII Tanam 1.500 Bibit Pohon di DAS Batulanteh

Sebanyak 1.000 bibit pohon ditanam oleh Forum Disabilitas Sarea (FDS), Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT), Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa dan Plan International Indonesia (YPII) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batulanteh Desa Batu Dulang. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Sebanyak 1.500 bibit pohon ditanam oleh Forum Disabilitas Sarea (FDS), Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT), Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa dan Plan International Indonesia (YPII) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batulanteh Desa Batu Dulang Selasa (30/1/2024).

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, Pemerintah Desa Batu Dulang, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, KPHP Batulanteh, dan masyarakat setempat. Dalam sambutannya, Kepala Dinas LHK NTB, Julmansyah menyampaikan, penanaman pohon adalah bentuk amal yang tak terbilang bagi kehidupan generasi kedepan.

“Sebagaimana kita ketahui bersama saat ini kita alami perubahan iklim. Penanaman pohon berfungsi sebagai pabrik oksigen. Pasalnya Saat siang hari pohon menyerap korban dan melepas oksigen. Sehingga penanaman pohon membantu makluk lainnya mendapatkan oksigen untuk bernafas,” kata Julmansyah.

Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan sambungnya untuk mengurangi laju perubahan iklim melalui penanaman pohon (reboisasi) dan mengurangi penebangan. Selain itu, Batu Dulang sebagai habitat lebah madu Sumbawa sebagai icon madu Sumbawa sehingga pohon berfungsi sebagai sumber makanan bagi lebah.

Baca Juga:  Tahap Terakhir Berproses, Penyaluran Bapang Bulog Sumbawa 2024 Lancar

“Bisa dibayangkan bapak ibu, jika tidak ada pohon maka tidak ada lagi madu hutan Sumbawa,” sebut Julmansyah. Ia menjelaskan, tanaman jagung tidak cocok ditanami di daerah dataran tinggi 1000 Mdpl seperti kawasan DAS Batulanteh khususnya Batu Dulang.

Oleh sebab itu, ia menghimbau agar petani di kawasan hutan masyarakat agar menanam pohon-pohon yang bisa mendatangkan nilai ekonomis contoh buah-buahan jenis Durian, klengkeng, matoa, kemiri, alfukat dan lain-lain. Hal itu karena produksi jagung cocoknya di wilayah panas sementara disini dingin.

“Batu Dulang lebih cocok ditanami pohon-pohon yang bisa dipetik buahnya. Mari kita menanam dan menjaga pohon ini sampai tumbuh dengan baik. Harapan kedepan Batu Dulang menjaga kawasan sentra buah,” harapnya. Ketua Forum Disabilitas Sarea Baiq Hadijah mengatakan penanaman pohon sebagai upaya menjaga kawasan penyangga mata air di DAS Batulanteh.

Baca Juga:  Tahap Terakhir Berproses, Penyaluran Bapang Bulog Sumbawa 2024 Lancar

“Apa yang kita lakukan hari ini sebagai langkah kecil untuk menjaga kawasan mata air kita di DAS Batulanteh. Dan Desa Batu Dulang ini sebagai salah satu kawasan strategis,” kata Hadijah. Masih senada, Wakil Ketua Forum Disabilitas Sarea, Muhammad Imran mengatakan, kegiatan penanaman pohon sebagai langkah nyata yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim.

“Kita sudah merasakan dampak perubahan iklim yaitu El Nino dengan cuaca ekstrem kekeringan maupun banjir sehingga upaya penanaman pohon perlu digalakkan untuk mengurangi dampak pemanasan global,” sebut Imran.

Ia mengatakan bahwa kelompok disabilitas paling terdampak ketika terjadi bencana hidrometreologis akibat perubahan iklim. “Kami rasakan dampak yang luar biasa dari cuaca yang tidak menentu kadang panas dan hujan jarang turun sehingga kekurangan air bersih dan lain-lain,” katanya.

Baca Juga:  Tahap Terakhir Berproses, Penyaluran Bapang Bulog Sumbawa 2024 Lancar

Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Wahyu Indra Jaya ST mengatakan, forum disabilitas sarea merupakan salah satu mitra strategis pemerintah daerah dan Yayasan Plan Internasional Indonesia dalam keanggotaan Forum Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDAT).

“Penanaman pohon hari ini diinisiasi oleh Forum Disabilitas Sarea dan Forum PSDAT,” kata Wahyu. Tentu langkah ini sebagai upaya bersama lintas sektor mendorong pencapaian sanitasi total berbasis masyarakat yang berkesetaraan gender, inklusi sosial dan ketahanan iklim di Kabupaten Sumbawa. “Penyandang disabilitas tidak hanya menjadi obyek pembangunan namun menjadi subjek dalam pembangunan di berbagai tingkatan sehingga pembangunan yang inklusif dan berkeadilan gender dapat tercapai,” katanya. (red)