
NUSRAMEDIA.COM — Desa Teluk Santong di Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, NTB, tumbuh sebagai salah satu desa pesisir yang menggantungkan perekonomian pada sektor kelautan.
Letaknya yang langsung berhadapan dengan Teluk Saleh, menjadikan wilayah ini memiliki potensi besar dalam bidang perikanan dan hasil laut. Mayoritas warga setempat bekerja sebagai nelayan.
Dimana yang setiap hari memanfaatkan kekayaan laut untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. “Mata pencaharian warga Desa Teluk Santong mayoritas sebagai nelayan,” kata Kades Teluk Santong, Masjude, Senin (10/11/2025).
Aktivitas melaut warga Teluk Santong berpusat di perairan Teluk Saleh. Laut tersebut memiliki ekosistem yang kaya dengan berbagai jenis ikan karang, mangrove, serta terumbu karang yang masih terjaga.
Keberadaan Teluk Saleh menjadi sumber utama kehidupan, sekaligus penopang ekonomi masyarakat pesisir. “Melautnya di perairan Teluk Saleh,” tambahnya.
Masjude juga menjelaskan, para nelayan tetap berlayar selama musim hujan asalkan kondisi laut tidak terlalu berbahaya. “Kalau kondisi seperti sekarang ini masih tetap melaut,” katanya.
“Kecuali kalau cuaca ekstrem seperti tinggi ombaknya sudah mencapai 1 meter lebih, biasanya terjadi pada bulan Desember dan Januari, itu pun tidak berlangsung lama, biasanya cuma 1 minggu,” imbuhnya.
Keberanian dan ketangguhan nelayan Teluk Santong mencerminkan semangat masyarakat pesisir yang terus bekerja keras menjaga ketahanan ekonomi keluarga.
RESPON PEMPROV NTB
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah. Seperti halnya pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi menegaskan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan Agromaritim; yang fokusnya untuk membentuk Eko sistem industri Agromaritim dari hulu ke hilir.
Dukungan diprioritaskan untuk menguatkan swasemenda pangan serta hilirisasi dan industri pengolahan. “Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita,” ujarnya.
“Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” sambung Iswandi.
Langkah ini, masih dikatakan Kepala Bappeda Provinsi NTB itu, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus kita kembangkan,” ujar Kaban Iswandi. Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus.
Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya diintegrasikan dengan pariwisata Bali dan NTT.
Pariwisata NTB terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT sehingga diperkuat dari sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.
“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi Hub pariwisata internasional,” ujarnya.
“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
RESPON PEMDA SUMBAWA
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumbawa terus memperkuat langkah pembangunan daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam.
Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kepala Bappeda Sumbawa Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam, yaitu sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral.
Kemudian sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan. Pemda, kata Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan.
“Sektor pertanian dan kelautan sebagai pilar utama, karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” kata Dedi kepada wartawan beberapa hari lalu.
Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.
Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.
“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Harapannya upaya tersebut mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)












