

NUSRAMEDIA.COM — Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) Provinsi Nusa Tenggara Barat ditunjuk sebagai narasumber pada kegiatan Mahasiswa Dialog Bangsa (Madilog).
Kegiatan tersebut digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Ekbis) Universitas Mataram (Unram).
Adapun tema yang diangkat yaitu “Sejauh Mana Dampak Industrialisasi Terhadap Ekonomi di NTB” yang bertempat di Unram pada 8 Oktober 2023.
Kehadiran Madilog hadir sebagai bentuk media diskusi. Dimana kegiatan untuk memperkenalkan Industrialisasi, kebijakan industri dan bagaimana anak muda memulai dunia perindustrian.
Sehingga output yang didapatkan oleh mahasiswa mengikuti acara ini yaitu wawasan lebih luas dan akurat terkait perkembangan industri secara matang.
Disamping itu juga mempermudah mereka dalam mempersiapkan diri untuk terlibat di dalam proses implementasinya. Acara ini berlangsung secara dioalog interaktif.
Dimana dimulai dengan pertanyaan dari moderator : Bagaimana perkembangan industri ekonomi di NTB?. Kadisperin NTB pada kesempatan itu menjelaskan angka pertumbuhan industri yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.
“Terdapat beberapa sektor industrialisasi, kami mengelompokan menjadi tiga fokusan industri prioritas diantaranya fashion muslim industry, industri kosmetik, dan industri kuliner legend kemasan steril,” katanya.
“Dari tiga sektor industry prioritas tersebut kami bimbing dan kami bina hingga kami siapkan segala kebutuhan mereka agar bisa naik kelas hingga bisa bersaing ke ranah yang lebih atas dan besar lagi,” imbuhnya.
Menurut dia, terlihat dari beberapa IKM yang naik kelas pada tahun 2023 ini berjumlah ±10 IKM naik kelas dari kecil ke menengah. Antara lainnya seperti CV. Tri Jaya Utami, Lombok Organic, PT. Yola Pribumi.
“Kemudian Sate Rembige Goyang Lidah, Ayam Taliwang Beca Bero, CV. Putra Jaya Kencana, UD. Bina Kreatif Remaja, CV. Miyaz Mitra Abadi, dan yang terakhir Bengkel Las Kaisar,” ungkap Nuryanti.
Industri yang dicanangkan Gubernur Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah Periode 2018-2023, kata Nuryanti, bukanlah membangun pabrik besar ataupun mendirikan gedung megah.
“Walaupun itu semua akan kita gapai, tetapi kita tidak boleh meupakan dan memulai dari hal yang sederhana terlebih dahulu, dan itu semua membutuhkan kerjasama dari semua kalangan,” katanya.
“Salah satunya pemuda dan mahasiswa yang tersebar diberbagai kampus-kampus di Nusa Tenggara Barat,” lanjut Nuryanti kepada para mahasiswa dikegiatan tersebut.
Saat ini potensi bahan baku di NTB, masyarakat harus pintar untuk mengelolanya sendiri, sehingga nantinya bisa membuat nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
Selain itu, bagaimana sektor industri pengolahan berkontribusi terhadap peningkatan nilai tambah pada ekonomi regional yang tergambar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pada dialog ini juga, Nuryanti menyampaikan serta menjelaskan program-program yang telah dijalankan oleh Disperin NTB dalam pengembangan ekonomi IKM.
Salah satunya dengan program inovasi berkelanjutan melalui Komunitas Industri (KOIN) dan Idoors, dengan modul-modul manajemen yang dimilikinya.
Hingga kegiatan ditutup dengan memberikan motivasi untuk memulai usaha sedini mungkin kepada mahasiswa yang hadir. “Mari kita bersama-sama bergandengan tangan dalam mewujudkan NTB yang mandiri,” ajaknya.
“Yang mampu menjadi role model bagi daerah lain, dan untuk teman-teman mahasiswa. Mulailah melangkah untuk menciptakan pembaharuan untuk daerah hingga bangsa,” demikian Nuryanti. (red)













