Miftahul Arzak selaku Direktur Eksekutif Olat Maras Institute (OMI). (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Sangat lazim jika kepala pemerintahan semakin bertambah tahun menjabatnya, semakin turun tingkat kepuasannya yang dinilai oleh Masyarakat. Namun, berdasarkan Survei Olat Maras Institute (OMI) hingga tahun 2022 ini, tingkat kepuasan masyarakat NTB masih tinggi menyentuh angka 67%.

Kepada NUSRAMEDIA, Miftahul Arzak selaku Direktur Eksekutif Olat Maras Institute (OMI) menjelaskan, bahwa mereka baru saja menyelesaikan survei tahunan yang selalu dirilis menjelang HUT NTB setiap tahunnya. Survei dilaksanakan pada 1-12 Desember 2022, dengan Margin of Error 5%, tingkat Kepercayaan 95%, dan Tingkat Heterogen 0,3.

Dari angka-angka tersebut, sambung dia, didapatkan responden sejumlah 400 orang yang tersebar di seluruh Kecamatan se-Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menariknya, survei pada tahun ini tidak hanya fokus pada penilaian masyarakat NTB terhadap kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023 saja.

Melainkan juga mengevaluasi terkait program-program unggulan yang dipresentasikan oleh Gubernur NTB pada ajang Innovative Government Awards 2022 di Jakarta pada Senin 21 November 2022 lalu. Beberapa diantara presentasi yang disampaikan oleh Bang Zul (Panggilan Gubernur NTB) terkait Events International.

Yaitu seperti Balap Motor seperti MotoGP dan MXGP, Penanganan Bencana selama Zul-Rohmi menjabat, Program NTB Care, Bantuan terhadap UMKM, dan Beasiswa NTB. Tim OMI juga menambahkan evaluasi terkait program perlindungan lingkungan seperti Zero Waste, dan Perlindungan Hutan yang setiap tahunnya menjadi perhatian masyarakat.

Terkait Events Balap Motor Internasional, ungkap Miftahul Arzak, masyarakat sangat antusias menjadi tuan rumah MotoGP dan MXGP yang dimulai pada tahun lalu. “Sebanyak 94,2% masyarakat NTB mengetahui events tersebut. Karena merasa berdampak secara langsung maupun tidak langsung,” katanya.

Baca Juga:  Harapan HUT RI ke-80, Anggota DPR RI F-PKS Johan Rosihan : "Merdeka Pangan, Merdeka Indonesia"

“Langsung karena dapat ikut serta menyaksikan events international, usaha-usaha yang dimiliki masyarakat dapat bertambahan omzetnya. Dan secara tidak langsung mendapatkan kebanggaan, karena lomba yang dicintai oleh sebagian besar masyarakat dunia itu dapat terselenggara di daerah mereka. Terhitung 94,2% masyarakat menilai bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berdampak positif bagi perekonomian masyarakat NTB,” imbuhnya.

Berjalan lurus dengan penanganan Bencana di NTB. Pada tahun 2018 lalu ketika Zul Rohmi akan dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Bumi Gora dihantam bencana Gempa Bumi yang menghancurkan Sebagian Lombok daerah Timur dan tengah, dan berdampak di beberapa daerah di Pulau Sumbawa. Empat tahun berlalu, sebanyak 81,7% masyarakat menilai bahwa pemerintah telah berhasil memulihkan keadaan.

Dari tempat tinggal, ekonomi dan yang terpenting adalah mental masyarakat dengan berbagai programnya. Sama halnya dengan Dampak Covid-19 yang dirasakan oleh seluruh dunia. Pemerintan NTB mencoba berinovasi terhadap keadaan yang seharusnya dirasakan sedih oleh seluruh masyarakat. Namun, pemerintah NTB berhasil membalik keadaan.

“81,5% masyarakat NTB menilai bahwa pemerintah dapat hadir di tengah mereka dan memberikan solusi berupa kepastian terhadap Kesehatan masyarakat, memberikan bantuan, bahkan bantuan yang diberikan yang dilabelkan Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang diterima baik oleh masyarakat NTB,” kata pria yang kerap disapa Miftah ini.

“Walaupun ada pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, misalnya masyarakat yang mengetahui program ini baru 36%, dan yang mengetahui bahwa program ini berasal dari dan untuk masyarakat. Karena produk-produknya berasal dari Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat NTB baru 20,2%. Dari itulah, masyarakat NTB berharap program ini disosialisasikan dengan baik, karena dianggap positif,” sambungnya.

Baca Juga:  Ribuan Runner Bakal Ramaikan Lombok

Selain penanganan bencana, masih dikatakan Miftah, pemerintah NTB juga baru-baru meluncurkan program “NTB Care”. Menurut dia, masyarakat yang mempunyai kerabat, tetangga atau keluarga yang mendapatkan musibah seperti sakit parah, namun tidak mampu secara keuangan untuk berobat, dapat melaporkan kepada pemerintah NTB untuk ditangani oleh tim NTB Care.

Dari beberapa masyarakat yang pernah melaporkan pada tim NTB Care, jelas Miftah, mereka menilai 71,4% tim NTB care telah responsif dan 57,2% menilai dapat menyelesaikan masalah. “Walaupun sama seperti JPS Gemilang, NTB Care masih memiliki pekerjaan rumah untuk dapat disosialisasikan dengan massif di tengah masyarakat NTB,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan Miftah, terkait Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di NTB, sebagian besar responden menilai telah dibantu oleh pemerintah NTB. Dari 20,5% responden yang memiliki usaha, kata dia, seluruhnya menilai telah dibantu dalam bentuk produksi, dan kepastian pasar.

“Sedangkan terkait program NTB Mall yang didorong sebagai sentra UKM dan oleh-oleh di NTB, 83,6% masyarakat NTB menilai bahwa program tersebut sangat positif. Mereka akan lebih mudah untuk membeli oleh-oleh untuk kerabat di luar daerah, dan lebih mudah mendapatkan hasil UKM masyarakat NTB,” urainya.

“Namun, diantara mereka baru 17% masyarakat NTB yang mengetahui keberadaan NTB Mall. Sebagian masyarakat NTB menilai bahwa perlu ada sosialisasi dan dibuat gerai di setiap kabupaten, sehingga program positif ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, terutama yang memiliki Usaha Kecil Menengah,” lanjut Miftah.

Baca Juga:  Mori Hanafi Harap Momentum Kemerdekaan RI Jadi Semangat Perkuat Persatuan

Sedangkan terkait program pendidikan, masih kata dia, program pengiriman 1000 putra dan putri NTB untuk berkuliah ke luar negeri masih menjadi sorotan positif bagi masyarakat NTB. “Walaupun yang mengetahui program ini baru 32%, tetapi 92,4% masyarakat yakin bahwa program ini dapat meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia Masyarakat) NTB, dan ditengah permasalahan sosial, ekonomi yang melanda dunia dan berdampak ke seluruh daerah, 83,2% masyarakat masih berharap program ini dapat dilaksanakan,” paparnya.

Berbeda dengan dua program yang terakhir ini, lebih jauh disampaikannya, terkait Penjagaan Lingkungan dan Perlindungan Hutan yang masih tetap menjadi “PR” yang besar bagi Pemerintah NTB. Menurut Miftah, program zero waste baru diketahui oleh 34% masyarakat NTB, sedangkan baru 42,8% masyarakat menilai program ini terlaksana dengan baik, dan 40,6% program ini dapat menyelesaikan masalah sampai di sekitarnya.

“Sama halnya dengan penjagaan lingkungan. Walaupaun sudah 57,5% masyarakat NTB telah mengetahui program ini, baru 23,7% masyarakat menilai bahwa program ini berhasil dan baru 34% masyarakat menilai bahwa program ini dapat menyelesaikan terkait illegal logging, dan pembakaran hutan,” katanya.

“Dari berbagai penilaian tersebut, tegaa Miftah, secara keseluruhan masyarakat NTB memberikan nilai rata-rata 3,48 dari skor 5 untuk Pemerintah NTB atau berada pada range “PUAS” dengan presentasi kepuasan 67%, Netral 14% karena mereka baru dapat menilai di akhir kepemimpinan Zul-Rohmi, dan tidak puas sebanyak 19% yang berharap lebih baik lagi kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB hingga tahun 2023 mendatang,” demikian Miftahul Arzak menambahkan. (red)