Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS Dapil NTB 2 Pulau Lombok, H Abdul Hadi saat membuka Workshop SAR di Mataram. (Ist)
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS Dapil NTB 2 Pulau Lombok, H Abdul Hadi saat membuka Workshop SAR di Mataram. (Ist)

NUSRAMEDIA.COM — Anggota DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Lombok, Abdul Hadi menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi berbagai potensi bencana yang kerap melanda wilayah Nusa Tenggara Barat.

Hal ini diungkapkan Legislator PKS di Senayan itu tepatnya saat membuka sekaligus memberikan sambutan resmi pada Kegiatan Workshop SAR yang mengangkat tema besar : “Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Pencarian dan Pertolongan” di Mataram.

“NTB ini indah dan mendunia bukan hanya karena alam dan eventnya, tapi juga karena kerentenannya terhadap bencana yang bisa saja mendunia,” ujar Abdul Hadi. Ia pun lantas menyoroti soal bencana terbaru di Kota Mataram yang disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam 40 tahun terakhir.

PERSONEL SAR TERBATAS, SINERGI JADI SOLUSI

Baca Juga:  Ketua Umum PWI : Pers Memiliki Tanggungjawab Besar Sebagai Pengabdi Masyarakat

Menurut dia, bencana memang tidak bisa dihindari, tetapi dapat dikelola dan diminimalkan dampaknya melalui kerja sama yang kuat antar instansi dan masyarakat. Disisi lain, Abdul Hadi juga tak menampik, bahwa personel SAR sangat terbatas. Oleh karenanya, menurut dia, sinergi dapat menjadi solusi.

“Personel Basarnas NTB hanya berjumlah sekitar 130 orang sangat tidak memadai untuk menjangkau seluruh wilayah 10 Kabupaten/Kota di NTB ini,” tuturnya. Oleh karena itu, ia mendorong sinergi antara SAR, TNI, Polri, BPBD, Damkar, dan unsur masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana.

“Yang paling utama itu adalah masyarakat. Mereka seringkali menjadi pihak pertama yang menolong, seperti pada kejadian pendaki jatuh di Rinjani baru-baru ini,” tegas pria yang duduk di Komisi V DPR RI tersebut.

Baca Juga:  Rembuk Stunting NTB : Program Desa Berdaya

PENTINGNYA PELATIHAN DAN KEKUATAN FISIK

Abdul Hadi juga menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan, tidak hanya dalam keterampilan teknis tetapi juga dalam penguatan fisik dan mental. Ia bahkan mengusulkan pelatihan khusus bagi porter dan masyarakat di kawasan rawan bencana seperti daerah pegunungan.

“Fisik yang kuat dan keterampilan yang baik sangat penting dalam medan ekstrem. Muslim yang kuat lebih dicintai Allah, dan para relawan harus siap secara lahir dan batin,” tegas Abdul Hadi di Mataram.

DORONGAN PENAMBAHAN ANGGARAN SAR

Pada kesempatan tersebut, Abdul Hadi juga menyampaikan usulan peningkatan anggaran Basarnas menjadi Rp2,3 triliun dalam RAPBN 2026. Anggaran tersebut disebutnya masih sangat kecil dibandingkan total APBN yang mencapai lebih dari Rp3.000 triliun.

Baca Juga:  Dua Kabupaten Masih Zona Merah, Wagub NTB Ajak Perkuat Kolaborasi Tekan Stunting

“Jika terealisasi, ini akan sangat membantu dalam pengadaan peralatan, pelatihan, dan respons cepat terhadap bencana,” ungkapnya. Ia juga menyoroti pentingnya data manifest penumpang dalam transportasi laut, yang sering kali tidak tercatat dengan lengkap, sehingga menyulitkan proses evakuasi dan pencarian korban bila terjadi kecelakaan.

PEMBUKAAN RESMI

Mengakhiri sambutannya, Abdul Hadi mengajak seluruh peserta workshop untuk serius mengikuti pelatihan dan mempercepat proses transfer ilmu. Ia berharap kegiatan ini memberi manfaat besar bagi kesiapsiagaan masyarakat NTB dalam menghadapi bencana.

Dengan mengucap basmalah, Abdul Hadi secara resmi membuka kegiatan workshop, seraya menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian acara berjalan lancar dan membawa berkah. (red)