NUSRAMEDIA.COM — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) diminta agar memperhatikan ketersediaan bahan pokok (bapok) menjelang natal dan tahun baru (nataru) tahun 2025 mendatang.
Pasalnya, wakil rakyat di DPRD Provinsi NTB menilai bahwa ketercukupan bapok sangat penting. Terlebih dalam menjaga daya beli masyarakat dan memastikan stabilitas harga di pasaran.
Kepada wartawan, Abdul Rauf selaku Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTB menegaskan bahwa, Pemprov NTB melalu Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Dinas Perdagangan (Disdag) diminta untuk terus memantau.
Terutama harga beras yang sering mengalami fluktuasi. Harga beras yang kini berada di kisaran Rp13 ribu hingga Rp14 ribu perlu diwaspadai agar tidak semakin naik, yang dapat menyulitkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga.
“Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui berbagai pihak diminta untuk menyediakan cadangan beras dan bahan pangan lainnya. Diharapkan agar bahan pangan tetap tersedia dan tidak mengalami kekurangan menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujarnya, Jum’at (06/12/2024).
Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa, operasi pasar (OP) perlu optimal dilakukan untuk menstabilkan harga. Selain itu juga, akan menghindari lonjakan harga yang dapat merugikan masyarakat.
Momentum hari besar keagamaan ini (nataru-red) diprediksi akan terjadi permintaan bahan pokok yang melonjak terutama beras. Pengawasan memadi di lapangan dalam hal ini dikedepankan agar tidak ada spekulan yang memanfaatkan nataru ini untuk menaikkan harga.
“Terdapat kekhawatiran bahwa beberapa pedagang mungkin akan menaikkan harga secara sengaja dengan memanfaatkan momentum kenaikan permintaan pada musim liburan, seperti Natal dan Tahun Baru,” kata Rauf.
“Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar harga tetap stabil dan mencegah terjadinya lonjakan harga yang tidak wajar,” sambung Legislator Udayana jebolan asal Dapil VI Dompu, Bima dan Kota Bima tersebut.
Abdul Rauf juga bahkan tak menampik. Dimana masih ada beberapa kebutuhan masyarakat NTB yang didatangkan dari luar. Seperti halnya telur, daging ayam maupun minyak goreng. Pihaknya dalam hal ini mengharapkan agar ada upaya.
Terutama untuk mengembangkan sektor peternakan lokal, sehingga masyarakat bisa memperoleh pasokan bahan pangan dari sumber lokal yang terjamin ketersediaannya yakni telur atau daging ayam. (red)