NUSRAMEDIA.COM — Tim Dinas Perindustrian (Disperin) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipimpin langsung Kepala Disperin NTB berkunjung ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Kunjungan Tim Disperin NTB ke KSB, dalam rangka melakukan verifikasi sekaligus pemantauan untuk keperluan aktifitas Izin Usaha Industri (IUI) PT Amman Mineral Industri (AMIN).
Kedatangan Tim Disperin NTB disambut Tim PT AMIN yang dipimpin langsung oleh Aditya Mandala selaku Vice President Coorporaite Affairs PT AMIN. Secara bersama, kedua pihak ini langsung menggelar meeting.
Dikesempatan itu, Kepala Disperin NTB Nuryanti mengungkapkan salag satu target industri. Dimana industri hadir untuk mengurangi dan mengentaskan persoalan kemiskinan.
Disisi lain, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sambung dia, daerah yang cenderung stabil dan fluktuatif dalam hal peningkatan kualitas industri pertambangan dari tahun ketahun.
“Olahan industri makanan dan minuman juga perlu diperhatikan oleh industri besar, agar bagaimana perusahaan bisa menyerap hasil industri kecil sebagai makanan tenaga kerjanya,” ujar Nuryanti, kemarin.
“Tentu dengan standar perusahaan seperti apa. Kita akan dorong pelaku industri kecil baik kuliner dan lainnya untuk bisa masuk bekerjasama menyiapkan kebutuhan pasokan makanan, minuman dan kebutuhan perusahaan lainnya,” sambungnya.
Setelah melakukan meeting, selanjutnya rombongan melakukan smelter project tour untuk memastikan kesiapan pembangunan fasilitas, termasuk pengadaan, pemasangan peralatan, dan persiapan lain.
Dimana hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan kedepannya. Menurut dia, saat ini kemajuan pembangunan per 30 Januari 2024 terbilang cukup baik.
Ini dilihat dari total progres proyek secara kumulatif untuk Smelter 76,15 persen dan PMR 72,71 persen berdasarkan hasil verifikasi periode Oktober-Desember 2023 yang dilakukan oleh PT Sucofindo.
Selain itu, masih kata dia, pemasangan struktur baja dalam tahap lanjutan di gedung smelter, rumah tangki, tungku anoda, penyimpanan dan pencampuran konsentrat, penyimpanan katoda, gudang barang berat, gudang utama, bengkel, area gedung admin sudah selesai dilakukan.
“Kemajuan manufaktur juga mencapai 90 persen dan kemajuan pengiriman mencapai 70 persen pada saat ini. Proses permohonan masterlist di Kementrian Investasi/BKPM untuk addendum tembaga telah diajukan pada 14 November 2023,” tuturnya.
“Sedangkan jumlah tenaga kerja PT Amman saat ini adalah 6.000 orang,” demikian ungkapnya menambahkan. Diakhir, perwakilan dari pihak Amman menyampaikan tantangan kedepan.
Yaitu bagaimana penerapan, standar Safety/HSE bagi seluruh pekerja termasuk sertifikasi pekerja untuk pekerjaan khusus. Antisipasi, kedatangan tambahan TKA juga menjadi perhatian.
Terlebih soal cuaca musim panas dan banyak debu, sehingga penyiraman lokasi terus ditingkatkan tutupnya. Untuk diketahui, AMIN merupakan anak perusahaan PT Amman Mineral Internasional (AMMAN) yang berdiri pada 24 Maret 2009.
PT AMIN melakukan pembangunan fasilitas Pemurnian Konsentrat Tembaga (Smelter) dan pemurnian lumpur anoda (Precious Metals Refinery-PMR). Lokasinya berada di dekat area tambang Batu Hijau, atau pada kawasan industri, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Proyek smelter dan PMR termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dibawah koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian RI. Keberadaan fasilitas ini akan dapat turut menggerakan industri hilir sehingga dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi ditingkat lokal maupun nasional. (red)